Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berkomitmen terus melestarikan bahasa daerah, termasuk Bahasa Using, salah satunya dengan rutin menggelar Festival Literasi Using tiap tahun dengan melibatkan pelajar SD hingga SMP.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengemukakan Bahasa Using merupakan bagian dari kekayaan budaya Suku Using (suku asli Banyuwangi) selain seni dan tradisinya yang perlu terus dilestarikan.
"Oleh karena itu upaya pelestarian bahasa sejak dini dengan melibatkan pelajar menjadi sangat penting untuk membangkitkan kembali kebiasaan dan kebanggaan terhadap bahasa lokal," katanya di Banyuwangi, Senin.
Festival Literasi Using yang digelar Pemkab Banyuwangi tiap tahun, lanjutnya, menjadi wujud nyata komitmen melestarikan bahasa daerah melalui jalur pendidikan.
Bupati Ipuk menyampaikan apresiasi dan terima kasih pada semua pihak yang telah terlibat dalam Festival Literasi Using, mulai dari para guru dan orang tua yang telah mendampingi anak-anak.
"Ini adalah ikhtiar bersama, lewat Festival Literasi Using, kami tidak hanya melestarikan budaya, tapi dengan membangun literasi, kita juga memupuk masa depan anak-anak yang lebih berkualitas dan cemerlang," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menambahkan para juara Festival Literasi Using nantinya akan dikirim untuk mengikuti lomba di Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Jawa Timur.
"Sejak tahun 2023, perwakilan dari Banyuwangi selalu menang dan mewakili Provinsi Jawa Timur di tingkat nasional," katanya.
Festival Literasi Using tahun ini, diikuti 400 pelajar tingkat SD-SMP se-Banyuwangi, dan kegiatan yang memasuki tahun ke-5 pelaksanaan ini melombakan tujuh kategori.
Yakni menulis aksara (menulis kalimat Using), tulis cerpen, baca puisi, menyanyi (nembang), stand up comedy dan bercerita, khusus untuk kategori SD, lomba ditambah satu kategori yakni bermain sandiwara (Memengan Sandiworo).
