Surabaya (ANTARA) - PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) merehabilitasi dan menjaga keberlanjutan kawasan hutan mangrove seluas 22,7 hektare di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur.
Sekretaris Perusahaan TPS Erika A Palupi menjelaskan pelestarian mangrove menjadi bagian integral dari strategi keberlanjutan jangka panjang dalam mengharmonikan kinerja ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
"Ekosistem mangrove memiliki peran strategis sebagai benteng alami yang melindungi wilayah pesisir dari abrasi, banjir rob, serta angin kencang," katanya, melalui keterangan tertulis di Surabaya, Kamis.
Keberadaan mangrove, lanjut Erika, juga berfungsi sebagai penyerap karbon alami yang efektif dalam menekan emisi gas rumah kaca.
Untuk itu, penguatan program rehabilitasi mangrove di sekitar wilayah operasional TPS digalakkan secara bertahap sejak 2010.
Erika mencontohkan, pada 2022 TPS menjalin kolaborasi dengan petani mangrove Wonorejo Surabaya untuk melaksanakan pembibitan 10.000 bibit yang didistribusikan melalui program donasi oksigen dan kegiatan penyulaman di Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo Surabaya.
"Langkah ini menjadi bagian dari dukungan perusahaan terhadap upaya penanganan krisis iklim global," ujarnya.
Komitmen berlanjut pada 2025 melalui kerja sama dengan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mandiri Lestari Surabaya, komunitas masyarakat pesisir yang aktif dalam pembibitan dan penanaman mangrove.
Erika mengungkapkan, melalui sinergi ini, TPS kembali melaksanakan pembibitan 10.000 bibit mangrove guna memperluas kawasan hijau pesisir dan memperkuat ketahanan ekosistem.
"Sebagai pelabuhan peti kemas modern, kami tidak hanya fokus pada efisiensi operasional. Kami juga memastikan setiap langkah bisnis yang selaras dengan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Mangrove menjadi simbol komitmen jangka panjang kami terhadap bumi dan keberlanjutan," ucapnya.
Selain menjaga kawasan yang telah terbentuk, TPS juga secara berkelanjutan melaksanakan program edukasi, monitoring dan distribusi bibit sebagai bagian dari perawatan dan regenerasi ekosistem mangrove.
Erika meyakini mangrove bukan sekadar pohon di pesisir, melainkan benteng kehidupan.
"Menjaganya adalah investasi jangka panjang untuk masa depan lingkungan dan generasi mendatang," tuturnya.
