Situbondo (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Situbondo 5,95 persen pada triwulan II/2025 disebabkan kenaikan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) didorong lonjakan investasi swasta dan realisasi belanja modal pemerintah, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Gunawan.
"Pertumbuhan ekonomi Situbondo pada triwulan II tahun ini tertinggi dari daerah lain di wilayah Sekarkijang (Situbondo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi, Lumajang)," katanya saat Rapat Koordinasi Tim Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah (TP2ED) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Situbondo di Situbondo, Jawa Timur, Rabu (15/10).
Ia menyebutkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Situbondo tumbuh 5,95 persen melampaui Banyuwangi (5,58), Jember (5,36), Bondowoso (5,06), dan Lumajang (4,48).
Dia mengatakan Situbondo kini menjadi kabupaten dengan skala ekonomi berkembang dengan menunjukkan perbaikan signifikan setelah sempat melambat pada 2024.
Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Situbondo mulai membaik meski masih tertahan oleh moderasi konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
"Sektor primer tumbuh didorong dari musim panen raya padi, tebu dan mangga serta meningkatnya investasi di sektor perikanan," katanya.
Meskipun harga bawang merah di Situbondo telah turun, katanya, nilainya masih relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.
"Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mengambil langkah strategis untuk menjaga kestabilan harga bawang merah," kata Gunawan.
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo mengatakan pertumbuhan ekonomi saat ini hasil kerja bersama lintas sektor dalam menjaga stabilisasi harga sekaligus mendorong produktivitas daerah.
"Pertama kali saya jadi bupati, Pak Gunawan bilang kalau ada sesuatu yang mencurigakan, langsung bikin pasar murah. Itu cara cepat untuk menjaga harga. Kalau Indonesia saja 5,6 persen sudah luar biasa, berarti kita harus kerja lebih keras. Saya yakin dengan penghitungan yang matang, pertumbuhan ekonomi 8 persen itu bisa tercapai," katanya.
