IPNU "Tapal Kuda" Jatim Dukung Gus Riza Ketua Umum
Senin, 12 November 2012 18:43 WIB
Surabaya - Sejumlah pimpinan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dari kawasan "tapal kuda" Jatim mendukung mantan Ketua PPI Jordania Gus M Riza Azizy Hisyam sebagai Ketua Umum PP IPNU 2012-2015 dalam Kongres XVII IPNU di Palembang, 30 November-4 Desember.
"Sejak dikembalikan menjadi organisasi pelajar pada Kongres 2003, IPNU telah banyak berbuat untuk kalangan pelajar, tapi sangat minim yang diperbuat IPNU untuk kalangan santri," kata anggota Presidium Majelis Alumni IPNU Banyuwangi, Moh Arif Fauzi, di Surabaya, Senin.
Oleh karena itu, katanya, IPNU "tapal kuda" (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Madura) sudah tepat bila mendukung M Riza Azizi yang berbasis pesantren untuk mengembalikan IPNU pada pesantren.
"Kader IPNU harus kembali ke pesantren, jika benar-benar ingin membesarkan NU dan menyiapkan kader yang berkarakter, sebab NU adalah pesantren besar dan pesantren adalah NU kecil. Nah, Gus Riza itu lahir dan besar di pesantren hingga kuliah S-2 di Jordania dan memimpin Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jordania," ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua PC IPNU Banyuwangi Sanusi mengamini bahwa Riza adalah figur yang tepat untuk mengembalikan IPNU ke pangkuan pesantren, karena itu dirinya siap menggalang dukungan untuk putra KH Hisyam Syafaat (pengasuh PP Darussalam Blokagung Banyuwangi) itu.
"Sosok seorang ketua umum akan sangat menentukan arah perjuangan IPNU ke depan. Kejayaan IPNU saat dipimpin Abdullah Azwar Anas (kini Bupati Banyuwangi) akan bisa terulang kembali," kata alumnus STAI Darussalam Blokagung Banyuwangi itu.
Ia menilai M Riza Azizy Hisyam itu memenuhi kriteria pemimpin ideal IPNU yakni sosok yang bisa mengembalikan IPNU ke dalam habitat asalnya, yakni pesantren, namun di saat bersamaan juga menjadikan IPNU mampu bersaing dalam menghadapi isu-isu aktual.
Kemandirian Bangsa
Secara terpisah, Ketua Panitia Kongres IPNU XVII, Nuruddin, mengatakan isu penting dalam Kongres XVII Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Kongres XVI Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah kemandirian bangsa.
"Pendidikan Untuk Semua Menuju Kemandirian Bangsa adalah tema yang kami angkat. Kemandirian bagi kami sangatlah dibutuhkan oleh bangsa ini di tengah keterpurukan kondisi yang salah satunya akibat tidak adanya independensi mengelola nasib bangsa sendiri, karena itu pendidikan itu penting," katanya.
Dilandasi atas kesadaran terhadap kemandirian, katanya, Kongres XVII IPNU bersama IPPNU akan menghelat beragam acara, di antaranya seminar-seminar di sela-sela acara internal, bazar pendidikan, dan Jambore Pelajar-Santri Nusantara.
Selain itu, Apel Akbar CBP IPNU se-Indonesia di Mojokerto, pembentukan Kader Antinarkoba di Bogor, Pengajian 'Islam Itu Indah' bersama KH Hasyim Muzadi dan Ustaz M Nur Maulana, dan sebagainya.
"Selain mengundang presiden dan wakil presiden, kami juga mengundang para elite pemimpin bangsa dari berbagai kalangan, bahkan kami juga akan mendatangkan Menteri Pendidikan Singapura, Isywaran," katanya.
Nurudin menegaskan bahwa problem pendidikan dan pelajar seperti fenomena kekerasan pelajar, pergaulan bebas, penyalahgunan narkoba dan berbagai kasus ketidakjujuran dalam menjawab soal UAN menjadi sisi lain tak terpisahkan dari ironi pendidikan nasional.
"Kami berharap Kongres IPNU ini juga menghasilkan rekomendasi untuk mendorong pemerintah menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut, agar indeks pembangunan manusia yang dilaporkan UNDP pada tahun 2011dengan posisi Indonesia pada peringkat ke 124 dari 187 negara, teratasi," katanya. (*)