Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya membantu proses evakuasi korban ambruknya bangunan mushalla di Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Laksita Rini Sevrian di Surabaya, Selasa, mengatakan, bantuan berupa satu unit mobil Heavy Duty Rescue (HRD) serta petugas DPKP dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya itu untuk menolong santri yang terjebak di reruntuhan.
"Teman-teman dari Sidoarjo menghubungi kami untuk meminta bantuan. Setelah mendapat izin dari Wali Kota Surabaya, tim Rescue Damkar Kota Surabaya langsung meluncur ke lokasi," katanya.
Ia mengatakan, semua peralatannya sudah lengkap di dalam kendaraan Heavy Duty Rescue tersebut, mulai untuk alat evakuasi, kemudian ada kamera, life detector yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan korban dengan menangkap suara detak jantung atau tanda-tanda kehidupan lainnya.
Ia mengatakan, kendaraan Heavy Duty Rescue juga dilengkapi dengan shot camera untuk mengetahui lokasi-lokasi yang tidak bisa dijangkau. Dengan stik kamera yang bisa dimasukkan melalui celah reruntuhan, tim bisa mendapatkan visualisasi untuk mendeteksi keberadaan korban yang mungkin masih hidup.
"Ada pula peralatan penyangga atau penopang untuk menahan reruntuhan atau menopang agar memudahkan evakuasi korban yang terjepit," katanya.
Pihaknya juga mengirimkan dua regu personel ke lokasi sejak ada laporan kejadian dan masih melakukan proses evakuasi hingga hari ini.
"Alat dan tim masih berada di lokasi untuk melakukan proses evakuasi, karena masih ada beberapa santri yang terjebak dalam reruntuhan," ujarnya.
Mengenai data korban, Laksita Rini menyebutkan bahwa 28 santri atau korban di pondok pesantren tersebut merupakan warga Surabaya.
"Infonya kalau dari Surabaya itu ada sekitar 28 orang. Kami terus berkoordinasi dengan tim di lapangan, baik dari provinsi maupun Basarnas untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin," katanya.
Kepala BPBD Surabaya Irvan Widyanto mengatakan dalam musibah ini turut menerjunkan tim untuk melakukan penyelamatan korban yang tertimpa bangunan runtuh di Ponpes Al-Khoziny.
"Betul, kami kirim satu pleton tim rescue dan peralatan rescue. Peralatan tersebut diantaranya ada helm safety, alat pemotong besi, mesin penyangga hidrolis, lampu, dan jack hammer," katanya.
Sebelumnya, bangunan mushalla di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur ambruk dan menimpa para santri yang sedang shalat Ashar berjamaah atau sekitar pukul 14.40 WIB, Senin (28/9/2025).
