Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Brawijaya mempersiapkan langkah teknis untuk menjadikan UB Forest Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebagai pusat diklat mitigasi bencana alam.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Kawasan Hutan UB Mochammad Roviq di Kabupaten Malang, Selasa, mengatakan saat ini tahapan yang akan dijalankan yakni menggaet tenaga teknis melalui proses sertifikasi.
"Harapan kami begitu menjadi pusat diklat tapi masih persiapan, kami belum memiliki tenaga teknis yang tersertifikasi," kata dia.
UPT Pengelola Kawasan Hutan UB menggandeng Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) untuk mengembangkan kapasitas calon tenaga teknis.
Ia menyatakan peran BPPSDM menerjunkan orang-orang yang berkompeten untuk membuka kelas diklat, kemudian mengeluarkan kurikulum dan menentukan waktu pembelajaran.
Untuk peserta kelas diklat, salah satunya civitas academica kampus tersebut.
Dia menyatakan diklat internal yang dilakukan oleh UPT Pengelola Kawasan Hutan UB sudah berjalan, tetapi sifatnya tidak langsung mengarah ke tenaga teknis.
"Makanya kami gandeng BPPSDM atau Kementerian Kehutanan (Kemenhut) agar bisa tersertifikasi sebagai tenaga teknis di bidang kehutanan," ujar dia.
Selain itu, pihaknya sudah melakukan upaya awal sebagai bentuk memitigasi bencana alam, seperti halnya yang sudah dilaksanakan di Dusun Sumbersari, Kabupaten Malang dengan membuat terasiring.
Pada terasiring itu ditanami tanaman jenis multi purpose tree species (MPTS) atau pohon serbaguna yang mampu menghasilkan lebih dari satu produk.
Tanaman MPTS dipilih lantaran mampu memberikan keuntungan tidak hanya kepada lingkungan, tetapi juga masyarakat di sekitar area UB Forest.
Pilihan tanaman jenis itu, katanya, sebagai jalan tengah karena masyarakat mampu mendapatkan hasil dari penanaman dan kelestarian hutan tetap terjaga
"Kalau tanaman hutan yang tidak boleh di tebang tantangannya justru dari masyarakat sendiri," katanya.
