Mojokerto (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), memfasilitasi pemenuhan protein kepada warga berbasis kedelai, salah satunya melalui pelatihan olahan makanan berbahan kedelai di kota setempat.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di Kota Mojokerto, Senin, mengatakan kali ini anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Mojokerto mengikuti pelatihan olahan makanan berbahan kedelai.
Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita menyampaikan kebutuhan protein nabati sehari-hari dapat dicukupi melalui olahan kedelai.
"Selama ini kita mengenal kedelai sebagai bahan dasar tempe yang dikonsumsi sebagai lauk. Namun melalui pelatihan ini kita belajar bagaimana mengolah kedelai lebih variatif sehingga bisa menjadi pilihan menu lain bagi keluarga,” tuturnya.
Selain tempe, lanjutnya, kedelai dapat diolah menjadi berbagai produk yang bernilai gizi sekaligus bernilai ekonomi. Dalam pelatihan ini anggota PKK mempraktikkan pembuatan minuman sari kedelai, kudapan tauwa, cookies, hingga brownies berbahan kedelai.
Ning Ita berharap keterampilan ini mampu mendukung ketahanan pangan keluarga, sekaligus membuka peluang usaha rumahan.
Ketua TP PKK Kota Mojokerto Lina Desriana Arisandi menekankan pentingnya pemanfaatan kedelai sebagai bahan pangan lokal yang kaya manfaat.
"Sebagaimana kita ketahui kedelai merupakan bahan pangan lokal yang kaya akan manfaat dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi berbagai olahan makanan sehat dan bernilai jual," katanya.
Namun, kata dia, perlu diingat juga bahwa ada beberapa anak-anak, khususnya balita, yang memang sangat rentan terhadap kedelai.
"Jadi, kalau membuat makanan olahan kedelai, mohon diperhatikan dulu apakah anak-anak yang diberi konsumsi itu memiliki alergi atau tidak," ujarnya.
Ia menjelaskan pelatihan ini memiliki dua tujuan utama yaitu untuk meningkatkan keterampilan para kader PKK dalam pengolahan bahan pangan lokal dan mendorong ekonomi keluarga melalui potensi usaha rumahan berbasis olahan kedelai, seperti tahu, tempe, susu kedelai, hingga makanan ringan lainnya.
"Pelatihan ini menjadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya fokus pada pemenuhan gizi keluarga, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan ekonomi melalui inovasi pangan lokal," katanya.
