Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) -
Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong penggunaan benih padi hibrida demi meningkatkan produktivitas lahan petani padi.
Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ladiyani Retno Widowati menyebutkan benih padi hibrida dapat meningkatkan produktivitas lahan hingga 13 ton per hektar lahan dengan realisasi sebesar 10 ton per hektar lahan.
"Varietas padi hibrida hadir sebagai pilihan bagi petani yang memungkinkan lahannya menghasilkan padi hingga 10 ton per hektar," kata Retno dalam peluncuran benih padi varietas NK-112 Ningrat oleh PT Syngenta Seed Indonesia di Pasuruan, Kamis.
Menurutnya, penggunaan benih terbaik merupakan proses yang krusial sehingga penggunaan benih hibrida yang baik akan semakin meningkatkan produktivitas dengan optimalisasi kebutuhan air, pestisida, dan pupuk.
Retno juga mengapresiasi langkah Syngenta yang dinilainya memberi opsi yang menarik bagi masyarakat khususnya petani.
"Kami mencatat petani mulai banyak yang beralih ke benih hibrida. Meskipun harganya lebih mahal, hal tersebut bisa ditutup dengan jumlah produksi yang jauh lebih besar," kata Retno.
Sementara itu, peluncuran benih padi hibrida Ningrat NK-2133 menandai komitmen Syngenta Indonesia dalam membantu meningkatkan produksi beras nasional.
Hadirnya benih padi hibrida ini juga akan membuka peluang bagi petani untuk memaksimalkan pendapatan dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional
Ningrat NK-2133 menghadirkan tiga keunggulan utama yakni gabah hasil benih tersebut lebih bening, lebih berat, dan lebih tangguh dari ancaman penyakit dan hama.
Varietas ini menghasilkan gabah bening yang memiliki malai panjang dan 230-300 bulir isi per malai dengan produktivitas rata-rata 10,8 ton per hektar dan berpotensi hingga 13,9 ton per hektar.
Kualitas pengolahan yang tinggi benih tersebut ditunjukkan melalui rendemen pecah kulit 79,9 persen, rendemen beras giling 71 persen, dan rendemen beras kepala 72,34 persen.
