Sidoarjo, Jawa Timur (ANTARA) - Pengelola Terminal Tipe A Purabaya Surabaya mengharapkan bantuan kerja sama dengan TNI dan polisi dalam memberantas calo yang marak beredar dan meresahkan para calon penumpang.
Kepala Terminal Tipe A Purabaya, Eko Hadi Prasetyo, mengatakan bahwa saat ini pihaknya hanya bisa melakukan pengawasan ketertiban di dalam area terminal.
"Kami mengharapkan bantuan oleh pihak lain dalam hal ini TNI dan polisi untuk memastikan keamanan terminal dari maraknya praktik calo," kata Eko dalam keterangannya di Sidoarjo, Senin.
Menurutnya, selama penumpang berada di dalam area terminal maka ia dapat memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang dari praktik calo.
Hal ini menjadi kekhawatiran pihak terminal maupun masyarakat menyusul adanya kasus pemukulan terhadap seorang calo oleh oknum penumpang dan teman-temannya di luar area terminal pada Rabu (20/8) lalu.
Eko mengatakan hal tersebut terjadi di luar wilayah terminal sehingga pihaknya mengaku lebih sulit dalam memantau pergerakan calo yang meresahkan.
Selain itu Eko mengaku pihak Terminal Purabaya juga kekurangan personel demi bisa menjangkau pelayanan di seluruh area terminal.
"Saat ini kami akui adanya kekurangan personel akibat imbas efisiensi. Sehingga kami butuh bantuan pihak luar seperti TNI dan polisi dalam memastikan keamanan penumpang baik di dalam area terminal maupun di luar," kata Eko.
Ia menyatakan dengan kondisi maraknya calo di Terminal Purabaya, ia mengimbau masyarakat untuk dapat lebih bijak dalam melakukan transaksi pembelian tiket perjalanan. Ia juga mengatakan pembelian tiket melalui aplikasi jasa perjalanan online dapat menjadi alternatif yang baik untuk memperkecil peluang interaksi antara calon penumpang dan calo.
Sebelumnya sebuah video viral di berbagai sosial media yang memperlihatkan seorang calo berinisial R dipukuli oleh beberapa orang. Kepada polisi R mengaku bahwa ia menjual tiket bus tujuan Banyuwangi kepada seorang pria dengan harga Rp125.000.
Setelah menunggu beberapa jam bus yang dijanjikan R tak kunjung datang sehingga calon penumpang tersebut meminta uangnya untuk dikembalikan lantas R mengembalikan uang tersebut sebesar Rp100.000. Merasa kurang dari nominal yang diberikannya, pria calon penumpang tersebut lantas memanggil sejumlah kawannya kemudian melakukan aksi pengeroyokan kepada R.
Hingga kini kasus tersebut masih didalami polisi guna mencari para pelaku.
