Surabaya (ANTARA) - Kota Surabaya, Jawa Timur kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Kota Pahlawan untuk ketujuh kalinya meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Fauzi, kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Acara penganugerahan berlangsung di Jakarta, Jumat (8/8).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Kota Surabaya, Jumat menyampaikan rasa syukur atas capaian tersebut. Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari konsistensi pemerintah kota dalam mengintegrasikan prinsip hak anak ke dalam setiap kebijakan publik.
"Selama ini, Pemkot Surabaya selalu mengutamakan hak-hak anak. Bahkan, usulan dari anak-anak langsung kami jadikan kegiatan,” ujar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan Pemkot Surabaya juga melibatkan anak-anak dalam proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Untuk mendukung keterlibatan tersebut, pemkot menyediakan aplikasi Si Talas sebagai ruang aspirasi bagi anak-anak.
"Ini menunjukkan bahwa anak-anak benar-benar terlibat dalam setiap proses pembangunan di Surabaya," tuturnya.
Ia juga menyatakan bahwa pemenuhan hak anak di Surabaya dilakukan sejak anak lahir. Mulai dari pemenuhan akta kelahiran, penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA), hingga pemenuhan pendidikan dan kesehatan.
"Sekolahnya gratis, bahkan anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan seragam dan peralatan sekolah gratis. Hal-hal ini belum tentu ada di kota lain," ujarnya.
Menurutnya, penghargaan KLA kategori Utama tidak bisa dilepaskan dari kolaborasi berbagai pihak. Kerja sama antar Perangkat Daerah (PD), pemangku kepentingan, serta masyarakat dinilai menjadi kunci utama.
"Kolaborasi ini juga melibatkan masyarakat, salah satunya melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) yang bertujuan meningkatkan kualitas pengasuhan anak," katanya.
Selain membangun kebijakan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menekankan pentingnya menciptakan lingkungan aman dan sehat bagi tumbuh kembang anak. Baginya, anak-anak adalah calon pemimpin bangsa.
"Karena anak-anak inilah yang akan menjadi pemimpin di Kota Surabaya. Maka dia butuh tumbuh kembang yang bagus, dia butuh ketenangan dan keyakinan," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggarisbawahi pentingnya karakter berani dan akhlak mulia bagi anak-anak Surabaya. Menurutnya, ciri khas Arek Suroboyo adalah berani berpendapat, berani berbuat, dan berani bertanggung jawab. Keterlibatan anak-anak dalam proses pembangunan kota merupakan wujud nyata dari komitmen tersebut.
"Saya berharap anak-anak Surabaya adalah anak-anak yang wani (berani) mengeluarkan pendapat, wani menyampaikan hal-hal yang diinginkan. Karena dari situlah, komitmen itu akan kita gunakan untuk membuat anggaran di Pemkot Surabaya," ujarnya.
Ia mengatakan, capaian KLA kategori utama ini menjadi kado istimewa di momen Hari Anak Nasional (HAN) 2025. Karena itu, Pemkot Surabaya menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif untuk menyemarakkan momentum tersebut.
"Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran anak-anak dalam pembangunan kota sekaligus menegaskan komitmen Surabaya sebagai Kota Layak Anak Dunia," tuturnya.
Salah satu kegiatan dalam menyemarakkan HAN 2025 di Surabaya adalah Senam Ceria yang berlangsung di SDN Kedung Baruk, Selasa (22/7) yang diikuti lebih dari 300 anak PAUD dan SD se-Surabaya.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani menuturkan kegiatan tersebut mengajarkan anak-anak menerapkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Mulai dari bangun pagi, beribadah, berolahraga, hingga tidur tepat waktu.
"Kegiatan ini juga menjadi bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah Anak yang dilaksanakan serentak di seluruh PAUD, TK, dan SD,” kata Bunda Rini.
Di hari yang sama, Pemkot Surabaya juga mengajak anak-anak untuk belajar tentang pangan sehat melalui kegiatan panen bersama di Mini Agrowisata Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya. Di sana, anak-anak diajak memanen melon, padi, hingga memberi makan ikan dan ayam.
"Kita berikan mereka pengetahuan yang luar biasa yang mungkin belum pernah mereka dapatkan. Ada panen padi, panen melon, panen brokoli, mereka biar tahu, sehingga mereka akan menghargai makanan yang dibuatkan oleh orang tuanya," tutur Bunda Rini.
Pada Minggu (27/7) Pemkot Surabaya bersama PKK juga menggelar kampanye Stop Perkawinan Anak dan Kekerasan Terhadap Anak saat Car Free Day di Taman Bungkul. Kegiatan ini turut melibatkan Forum Anak Surabaya (FAS), Duta GenRe, hingga Karang Taruna.
Sementara puncak peringatan HAN di Surabaya digelar di Tugu Pahlawan Surabaya pada Kamis (21/8/2025). Dalam kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memimpin pembacaan Komitmen Bersama Partisipasi Semesta untuk Anak Surabaya Menuju Indonesia Emas 2045. Selain itu, ia juga memberikan penghargaan kepada 681 siswa berprestasi dari TK, SD, hingga SMP.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya Ida Widayati, menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan status Surabaya sebagai bagian dari Child Friendly Cities Initiative (CFCI).
"Yang dilakukan pemerintah kota itu adalah bagaimana pemerintah hadir untuk melakukan pemenuhan hak anak. Ada hak untuk pendidikan, hak untuk kesehatan, hak untuk mendapatkan pengasuhan yang baik dari orang tuanya. Nah, kita bersama-sama berkolaborasi untuk mewujudkan itu," ujar Ida.
Karena itu, Ida menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan dari semua pihak dalam memenuhi hak-hak anak. "Kami berharap anak-anak Surabaya dapat menjadi generasi yang hebat, terbebas dari kekerasan, dan tumbuh optimal dalam pengasuhan serta lingkungan yang baik," tutupnya. (ADV)
