Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur memberikan pelatihan olahan makanan labu siam dan bunga telang kepada masyarakat di daerah rawan pangan di Kabupaten Lumajang dengan menghadirkan Dosen Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jember (Unej) Dr. Nurhayati di Lumajang, Selasa.
"Di Kecamatan Gucialit potensi alamnya tidak hanya perkebunan teh dan kopi, namun juga hasil pertanian lainnya seperti buah dan sayur, salah satunya komoditas labu siam cukup melimpah dibudidayakan oleh masyarakat di sana," kata Nurhayati saat memberikan pelatihan di aula Kantor Kecamatan Gucialit di Lumajang.
Menurutnya labu siam kaya akan serat, vitamin C, dan mineral seperti kalium serta magnesium, sehingga bermanfaat untuk pencernaan, tekanan darah, dan daya tahan tubuh.
"Tidak hanya dibuat sayur lodeh dan lalapan, labu siam dapat dikreasikan menjadi pangan olahan lainnya di antaranya yaitu keripik yang kriuk lezat dan kaya serat," tuturnya.
Ia mengatakan labu siam dapat diolah menjadi keripik dan dimsum, sedangkan untuk olahan dari bunga telang yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan sebagai pewarna mochi dan es mojito.
Dua produk kekinian yang digemari gen-Z yakni mochi dengan warna biru dan ungu dari keajaiban bunga telang memiliki tekstur yang kenyal lembut (chewy texture) dapat dikreasikan isiannya.
"Inovasi keempat produk yang diberikan kepada masyarakat di Kecamatan Gucialit sangat menginspirasi dunia kuliner yang bisa dikembangkan oleh masyarakat sebagai produk wirausaha," katanya.
Ia berharap dapat tumbuh wirausaha baru khususnya dari peserta pelatihan, sehingga dapat memberikan dampak tidak hanya ketahanan pangan namun juga peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, juga disampaikan gerakan "Stop boros pangan" yakni gerakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan pangan yang bijaksana.
"Gerakan itu untuk mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan pangan yang bijaksana," kata Nurhayati yang juga menjadi Koordinator Kelompok Riset & Pengabdian “PANGAN ASUH”,"
