Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Puluhan warga dari beberapa desa di Kabupaten Ponorogo berunjuk rasa dan meminta aparat tegas melakukan penertiban truk tambang bermuatan berlebih atau Over Dimension Over Loading (ODOL) yang kerap melintas di jalan raya Jenangan–Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur.
Unjuk rasa yang dikonsentrasikan di depan kantor Desa Jimbe, Kecamatan Kenangan, Ponorogo, Selasa, itu dipicu oleh kondisi jalan yang rusak dan kekhawatiran terhadap keselamatan pengguna jalan, terutama pelajar yang berangkat dan pulang sekolah.
"Aktivitas truk ODOL sering kali bertepatan dengan jam berangkat sekolah. Kami khawatir terjadi kecelakaan," kata salah satu warga Jenangan, Heru Susanto.
Warga mendesak penghentian total operasional truk ODOL pada siang hari, larangan beroperasi malam, serta penerapan sanksi administratif sebesar Rp2 juta bagi pelanggar.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Ponorogo, Wahyudi, menyatakan pihaknya menerima aspirasi warga dan siap menindaklanjuti melalui langkah penegakan di lapangan.
"Truk-truk ODOL memang sering melintas di jalur ini. Kami akan lakukan pengawasan dan sweeping sambil menunggu petunjuk pusat. Jika melanggar, akan ada sanksi," ujar Wahyudi.
Kesepakatan antara warga, pengemudi truk, serta Forkopimcam Jenangan juga mencakup pengurangan kapasitas muatan dan pembongkaran bak truk over dimensi.
Perwakilan sopir truk, Andriawan, menyatakan siap menyesuaikan aktivitas mereka dengan tuntutan warga.
"Muatan kami kurangi, dan jam operasional kami sesuaikan. Ini demi keselamatan bersama," ujarnya.
Aksi warga berlangsung damai dan menjadi bagian dari upaya masyarakat menuntut keselamatan serta kenyamanan lalu lintas di wilayah tersebut.
