Surabaya (ANTARA) - Komunitas Kebaya Menari bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation menggelar Kebaya Fest 2025 bertema “Kita Berkebaya”, yang mengajak perempuan segala usia untuk selalu memakai kebaya dalam aktivitas sehari-hari.
“Acara ini mengajak para perempuan untuk mengasah keterampilan dengan mengikuti workshop menjahit dan membuat tas sebagai pelengkap berkebaya. Workshop ini diadakan selama tiga hari berturut-turut,” ujar Ketua Panitia Kebaya Fest 2025, Berti Dewi Singgih, dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Selasa.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 25–27 Juli 2025 di Pos Bloc Jakarta, dan melibatkan berbagai komunitas kebaya serta komunitas pelaku budaya.
Pada hari pertama, Kebaya Fest 2025 dibuka dengan penampilan Tarian Kebaya Serumpun, yang mewakili kebaya-kebaya dari sejumlah negara yang bersama-sama diusulkan ke UNESCO.
Hari kedua menampilkan cerita sejarah model dan perkembangan style kebaya di Indonesia.
Sementara di hari ketiga, komunitas pesepeda turut meramaikan acara dengan menggelar fun bike berkebaya dari berbagai titik start menuju Pos Bloc.
“Komunitas pesepeda juga berpartisipasi melakukan fun bike berkebaya dengan garis finish di event Kebaya Fest,” kata Berti.
Ia menambahkan, kegiatan ini menunjukkan bahwa kebaya dapat digunakan dalam setiap aktivitas, bahkan saat berolahraga.
Selain itu, Kebaya Fest 2025 juga menghadirkan pasar UMKM yang menampilkan berbagai produk pendukung berkebaya, seperti kain batik tulis, bordir, perhiasan, dan produk kreatif lainnya.
Ketua Komunitas Kebaya Menari, Yanti Moeljono, menjelaskan bahwa Kebaya Fest tahun ini juga menjadi upaya mendorong kemandirian ekonomi perempuan melalui peningkatan peran UMKM.
“Semakin banyak perempuan yang berkebaya dalam aktivitas sehari-hari, maka UMKM pendukung juga akan semakin hidup. Ini adalah bentuk pemberdayaan ekonomi sekaligus pelestarian budaya,” ujar Yanti.
Yanti berharap Kebaya Fest 2025 dapat menginspirasi generasi muda untuk ikut melestarikan kebaya, sehingga kebaya tetap menjadi bagian dari keseharian perempuan Indonesia, bukan hanya busana resmi.
