Banyuwangi (ANTARA) - Produk UMKM di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, potensial untuk naik kelas, kata Wakil Presiden Gibran Rakabuming usai melihat produk-produk UMKM, di RTH Maron, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Senin.
"Ini bagus dan bisa ditingkatkan lagi, dinaikkelaskan lagi. Tadi ada produk keripik pisang yang penjualannya 500 pack per minggu, itu bisa dinaikkan menjadi 500 pack per hari. Saya lihat tadi ibu-ibu di sini luar biasa semangatnya," ujarnya.
Ada puluhan pelaku UMKM yang hadir dalam acara "Silaturahmi Wakil Presiden bersama peserta dan pendamping program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar)" yang merupakan nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM) itu.
Dalam kesempatan itu, Wapres Gibran sempat melihat produk dan berbincang dengan beberapa pelaku UMKM.Menurutnya, produk-produk yang dijual baik dan penjualannya juga relatif mengesankan.
Gibran menyampaikan, dengan pendampingan membuat produk UMKM di Kabupaten Banyuwangi lebih berkualitas.
Sementara tingkat kredit macet nasabah PNM atau non-performing loan (NPL) di Banyuwangi, katanya, cukup rendah yakni 1,3 persen.
"Karena kredit macet nasabah PNM rendah, potensi untuk dinaikkelaskan sangat besar," kata Gibran.
Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih atas dukungan Wapres terhadap UMKM Banyuwangi.
Menurutnya, di Banyuwangi terdapat berbagai program peningkatan dan pendampingan pelaku UMKM.
"Di Banyuwangi terdapat Teman Usaha Rakyat yang mendampingi pelaku UMKM untuk naik kelas, selain itu, juga ada modal dan bantuan alat usaha," kata Ipuk.
Direktur Operasional Permodalan PT PNM, Sunar Basuki menyebutkan jumlah nasabah PNM di Banyuwangi hingga akhir Mei 2025 mencapai 139 ribu orang ibu-ibu, berasal dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi.
"Ada sekitar 62 persen dari sektor perdagangan, mulai dari penjual jam, perajin batik, peracik sambal rumahan, hingga pelaku usaha makanan ringan yang kini mampu menembus pasar global," katanya.