Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa sebanyak 28.534 koperasi aktif di wilayah setempat mampu menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi kerakyatan
“Sebanyak 28.534 koperasi yang kita miliki alhamdulillah semuanya aktif menggerakkan ekonomi kerakyatan,” kata Khofifah usai pemprov setempat menerima penghargaan “Provinsi Kontributor Koperasi Besar Terbaik”, dalam keterangan diterima di Surabaya, Senin.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam ajang 100 Koperasi Besar Indonesia Award 2025 di The Trans Resort Bali, beberapa waktu lalu.
Khofifah mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh elemen koperasi di Jatim, mulai dari pengurus, anggota, hingga pendamping koperasi yang tersebar di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan desa.
“Alhamdulillah, ini adalah wujud kerja keras seluruh insan koperasi di Jatim. Semangat gotong royong inilah yang menjadi ruh dari ekonomi kerakyatan kita," ujarnya.
Berdasarkan Online Data System (ODS) per 20 Juni 2025, jumlah koperasi aktif di Jawa Timur tercatat 28.534 unit.
Dari total tersebut, 16.444 koperasi atau sebanyak 57 persen menjalankan usaha simpan pinjam/unit simpan pinjam, sedangkan 12.090 koperasi atau 43 persen bergerak di sektor riil.
Jawa Timur juga mempertahankan posisi sebagai provinsi dengan jumlah koperasi aktif, jumlah anggota, dan nilai aset koperasi terbesar secara nasional.
Khofifah menambahkan, capaian positif turut tercermin dari keberhasilan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) per 22 Juni 2025, tercatat 8.026 koperasi atau 94,5 persen telah memperoleh SK pengesahan. Sebanyak 23 kabupaten/kota bahkan telah mencapai 100 persen pengesahan.
“Jawa Timur mencatatkan capaian tertinggi secara nasional dalam pengesahan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Ini tentu kerja keras semua pihak, termasuk bupati/wali kota, Kanwil Kemenkumham Jatim, serta Ikatan Notaris Indonesia Jawa Timur,” katanya.
Ke depan, Pemprov Jatim akan terus mendorong koperasi untuk tumbuh di sektor riil. Saat ini terdapat 213 koperasi besar di Jatim, yang diharapkan dapat menjadi bapak angkat bagi koperasi baru, termasuk koperasi desa merah putih.
“Harapan kami koperasi besar tersebut dapat memberikan multiplier effect pada peningkatan ekonomi daerah,” ucap Khofifah.
Ia juga menekankan pentingnya transparansi laporan keuangan koperasi serta inovasi pengelolaan dalam menghadapi tantangan ekonomi digital.
“Kami akan terus meningkatkan literasi perkoperasian, digitalisasi manajemen koperasi, serta memperluas akses pasar agar koperasi Jatim semakin berdaya saing,” ujarnya.
Melalui program pemberdayaan dan penguatan kelembagaan koperasi, pihaknya ingin koperasi di Jawa Timur tidak hanya bertahan, tetapi juga naik kelas, maju, modern, dan adaptif terhadap teknologi digital.