Surabaya (ANTARA) - Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDI P) Surabaya mengatakan harus menulis sejarah dengan penuh kejujuran saat Haul Bung Karno 2025.
"Kita harus menulis sejarah dengan penuh kejujuran dan hati yang bersih, bahwa kita harus merawat kebenaran dengan keberanian. Dan bahwa kita harus melanjutkan perjuangan Bung Karno dengan kesetiaan dan segenap jiwa pengabdian," kata Plt Ketua DPC PDIP Surabaya Yordan M. Batara Goa saat membacakan pesan khusus dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sabtu.
Bertempat di kantor DPC PDIP Surabaya, selain kader, acara ini dihadiri berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan organisasi keagamaan lintas iman yang tergabung dalam FKUB Kota Surabaya turut memperingati Haul Bung Karno 2025.
Acara diawali dengan pembacaan doa lintas agama yang menjadi simbol semangat kebangsaan dan toleransi sebagaimana diajarkan Bung Karno.
"Intisari pesan dari Ibu Mega sangat jelas: kita harus kembali ke sumber, yaitu Pancasila dan rakyat. Energi kita sebagai kader partai harus dicurahkan sepenuhnya untuk menyelesaikan masalah rakyat. Tidak cukup hanya bicara, tapi juga dalam bentuk tindakan nyata," katanya.
Ia melanjutkan, bahwa haul ini bukan sekadar ritual, tetapi momentum untuk merenungkan kembali warisan ajaran Bung Karno.
"Sudahkah kita benar-benar menjalankan ajaran beliau? Apakah kita sudah menjadi bagian dari solusi rakyat? Ini yang menjadi renungan bersama malam ini," katanya.
Ia mengatakan DPC PDIP Surabaya telah menyiapkan rangkaian kegiatan untuk memperingati Bulan Bung Karno ke depan, seperti donor darah, emutaran film Bung Karno di Balai Budaya, serta Soekarno Trip jilid 2 untuk kader dan anak-anak muda ke lokasi-lokasi bersejarah perjuangan Bung Karno.
“Anak muda sangat antusias ikut Soekarno trip beberapa hari yang lalu. Maka kita adakan lagi supaya semangat Bung Karno bisa diwarisi generasi muda," katanya.
Kehadiran PCNU Kota Surabaya, yang diwakili oleh Wakil Sekretaris H. Saiful Bahri, menjadikan suasana lebih hangat hangat. Dalam sambutannya, ia menyampaikan salam dari Ketua PCNU, KH Masduki Toha, sekaligus mengapresiasi PDIP yang menginisiasi haul.
“Saya terenyuh, PDIP menyelenggarakan haul. Ini ciri khas NU, tapi kini dilakukan oleh PDIP. Ini menunjukkan kedekatan ideologis dan historis, seperti dulu antara Gus Dur dan Ibu Mega,” kata Saiful.
Ditemui usai acara, koordinator acara haul, Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am, menyampaikan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh jajaran PAC, ranting, hingga anak ranting PDIP, serta tokoh lintas agama.
“Kami ingin warisan nilai-nilai perjuangan Bung Karno terajut secara nasional dan tetap menjaga persatuan,” tegas Ghoni yang juga merupakan ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) kota Surabaya.
Ghoni juga mengapresiasi kehadiran PCNU Kota Surabaya, yang menurutnya sangat penting karena mencerminkan sisi historis hubungan antara Bung Karno dengan NU, termasuk Bung Karno mendapat gelar dari Muktamar NU di Surabaya pada masa lampau.
“Ini memperkuat fakta sejarah bahwa Bung Karno bukan milik satu golongan. Beliau milik semua, dan haul ini kami persembahkan sebagai bentuk cinta kami kepada beliau dan kepada bangsa ini,” tutup Ghoni.