Pemprov-MUI Ajak WTS Taubat di Bulan Ramadhan
Kamis, 9 Agustus 2012 13:23 WIB
Surabaya - Pemerintah Provinsi dan Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur mengajak ratusan wanita tuna susila di Bangunsari Surabaya untuk bertaubat bertepatan dengan momentum bulan Ramadhan saat ini.
Kepala Biro Adminitrasi Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim, Bawon Adhiyitoni, mengatakan, pihaknya tidak akan berhenti mengentas para WTS agar tidak kembali terjun ke lembah hitam.
"Apalagi ini bulan Ramadhan. Sebuah momentum yang tepat bagi para WTS untuk bertaubat. Kami dari Pemprov Jatim tidak akan berhenti mengajak dan berupaya mengentas WTS. Tidak hanya di Surabaya, tapi se-Jatim," ujarnya kepada wartawan di sela-sela pengajian wanita tuna susila (WTS) di Taman Pendidikan Islam Roudhatul Khoir , Jalan Dupak Bangunsari, Surabaya, Kamis.
Dalam kesempatan tersebut, Bawon menyampaikan kepada sekitar 120 WTS yang mengikuti pengajian bahwa ia bersedia menyiapkan uang sebagai modal untuk bekerja dan kembali ke masyarakat pada umumnya.
"Tidak hanya kami beri uang, tapi juga akan dibekali pelatihan dan pendidikan sebagai dasar kembali ke masyarakat. Setelah itu, kami harap tidak kembali," tutur Bawon.
Sekretaris MUI Jatim, Muhammad Yunus, mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan Pemprov Jatim dan tokoh masyarakat setempat menggelar pengajian bagi para WTS sebagai proses renungan dan penyadaran terkait upaya pembersihan hati.
"Mulai sebelum Ramadhan, kami sudah gencar melakukan kegiatan seperti pengajian dan ajakan untuk keluar dari dunia WTS. Kali ini, tepat bulan Ramadhan kami menggelar 'Tazkiyah An-nafsiyah' dengan tujuan sama, yakni mengajak bertaubat dan kembali ke jalan yang benar," kata dia.
Berdasar data yang dimilikinya, sekitar 10 tahun lalu, di kawasan Dupak Bangunsari terdapat 3.200 penghuni lokalisasi. Berkat dorongan MUI, Pemprov, serta tokoh masyarakat setempat, kini hanya tersisa sekitar 153 WTS.
"Pengentasan para WTS ini tidak bisa dilakukan secara langsung, tapi harus bertahap. Syukurlah sekarang tinggal sedikit dan kami harap setelah keluar dari lokalisasi Bangunsari, mereka tidak beraktivitas serupa di tempat lain," kata Yunus.
Sementara itu, salah satu mantan WTS, sebut saja Ani, mengaku bersyukur bisa keluar dari lokalisasi. Sejak masuk ke lokalisasi, ia mengaku sangat ingin keluar dan tidak ingin semakin terjerumus.
"Saya kesini karena terpaksa, sehingga saya tidak betah dan berharap ingin ada yeng mengeluarkan. Syukurkah tokoh masyarakat disini sangat peduli dan bisa mengentas saya," ucapnya. (*)