Potensi Wisata Jatim Menjanjikan Tarik Wisatawan
Jumat, 27 Juli 2012 19:05 WIB
Surabaya - Kepala Bidang Pengembangan Produk Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Sunarmaji mengatakan bahwa potensi wisata di Jawa Timur sangat menjanjikan untuk menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Sampai sekarang, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Jatim mencapai 27 juta orang," katanya dalam diskusi tentang "Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia/PHRI Siap Mendukung Ramadhan yang Khidmat dan Kondusif", di Surabaya, Jumat.
Namun, jelas dia, dari 27 juta wisatawan domestik yang datang ke sejumlah objek wisata di Jatim dominasi 71 persen merupakan masyarakat asal provinsi ini sedangkan 29 persen dari luar Jatim.
"Untuk meningkatkan perekonomian Jatim dan lebih mengenalkan berbagai objek wisatanya dengan mengubah strategi pemasaran," ujarnya.
Salah satunya, contoh dia, mengajak kerja sama media massa terutama mereka yang memiliki jangkauan nasional sehingga seluruh objek wisata di Jatim dapat dipromosikan ke segala lapisan masyarakat domestik maupun internasional.
"Dengan pengubahan strategi promosi maka kontribusi kunjungan masyarakat dari luar Jatim bisa meningkat menjadi 71 persen sedangkan 29 persennya dari Jatim," katanya.
Meski demikian, tambah dia, tingkat kunjungan wisatawan ke Jatim justru lebih unggul dibandingkan provinsi lain yang memiliki daya tarik wisatawan sangat besar.
"Contoh, jumlah wisatawan ke Jatim lebih besar daripada Jawa Barat dan Makassar. Bahkan, lebih baik dibandingkan Yogyakarta," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, perkembangan pariwisata di Jatim terkendala oleh Sumber Daya Manusia/SDM. Oleh karena itu, ada baiknya minimal dalam satu tahun dilaksanakan pembinaan khusus terhadap aparatur pemerintah.
"Alasan melatih dengan menyekolahkan pihak pemerintah yang dibina lebih dulu agar mereka bisa memberi teladan bagi pelaku pariwisata lain sehingga kian profesional. Langkah itu dapat dilakukan dengan menggandeng balai pendidikan dan pelatihan," katanya.
Senada dengan Sunarmaji, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia/PHRI Jatim, M Soleh, membenarkan, potensi pariwisata Jatim sangat menjanjikan baik dari sisi wisata maupun bisnis perhotelan.
"Namun, pada Bulan Ramadhan 1433 Hijriah okupansi hotel di Jatim turun sekitar 20 persen dibandingkan bulan normal karena masyarakat lebih memilih berkunjung ke restoran daripada datang ke hotel," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pelaku bisnis perhotelan bisa menyiasatinya dengan memberlakukan program diskon selama Ramadhan 1433 Hijriah yang sudah termasuk berbuka puasa dan makan sahur. (*)