Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur membentuk tim khusus tingkat kabupaten untuk menangani tingginya angka anak putus sekolah yang angkanya ditaksir mencapai lebih dari 2.000 anak.
Kepala Disdik Tulungagung, Rahadian Puspita Bintara, Jumat, mengatakan penanganan kasus ini menjadi prioritas mengingat pemerintah pusat telah menggalakkan program wajib belajar 13 tahun.
Tim yang dibentuk bertugas menjangkau para siswa putus sekolah dan menawarkan jalur alternatif pendidikan.
"Anak-anak yang putus sekolah kami dorong mengikuti program kejar paket melalui PKBM. Sistem belajarnya fleksibel, bisa disesuaikan dengan waktu mereka, termasuk bagi yang sudah bekerja," kata Rahadian.
Berdasarkan data terbaru, jumlah anak yang tidak melanjutkan pendidikan formal di daerah ini mencapai sekitar dua ribu orang, mayoritas dari jenjang SMP dan SMA.
Menurut dia, penyebab utama tingginya angka putus sekolah adalah faktor ekonomi.
Banyak anak yang memilih bekerja demi membantu keluarga. Di samping itu, ada pula kasus kenakalan remaja, meski jumlahnya relatif kecil.
Sebagai bagian dari upaya intervensi, Dinas Pendidikan juga membuka komunikasi dengan pemerintah desa, Dinas Sosial, dan pihak sekolah untuk memastikan setiap anak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan agar bisa kembali menempuh pendidikan.
"Jika penyebabnya ekonomi, maka akan kami libatkan Dinas Sosial dan lembaga terkait untuk mencarikan solusi. Intinya, kami ingin memastikan tidak ada anak Tulungagung yang kehilangan haknya untuk belajar," ujarnya.
Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemkab Tulungagung untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah dan memperkuat kualitas pendidikan daerah.
