Malang Raya (ANTARA) - Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyebut proyek pembangunan drainase untuk menangani banjir di kawasan Soekarno-Hatta (Soehat) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur diproyeksikan mulai berjalan Mei 2025.
Wahyu ditemui di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, menyampaikan biaya pengerjaan proyek penanganan banjir tersebut sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Jawa Timur.
"Pengerjaan (pembangunan drainase) bulan depan arena kan ini APBD Provinsi Jawa Timur. Kota Malang hanya tempat aja," kata Wahyu.
Pemprov Jawa Timur mengucurkan APBD yang peruntukkannya sebagai biaya pengerjaan pembangunan drainase di Soekarno-Hatta sebesar Rp32 miliar.
Kawasan Soekarno-Hatta menjadi lokasi yang sering terendam banjir, khususnya ketika curah hujan tinggi.
Banjir yang terjadi di sana memunculkan persoalan baru, yakni terjadinya kemacetan di kawasan tersebut.
Maka dari itu, pembangunan drainase menjadi salah satu prioritas yang diajukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kepada Pemprov Jawa Timur.
Wahyu pun berharap pengerjaan pembangunan drainase di Soekarno-Hatta bisa berjalan tepat waktu, sehingga ketika hujan deras melanda kawasan itu sudah bebas dari banjir.
"Mudah-mudah bulan depan di sana, di Soekarno-Hatta sudah bisa aman dari banjir," ujar dia.
Selain itu, dia menyatakan sesungguhnya proyek drainase tidak akan menebang semua pohon yang telah tertanam di sana.
Pernyataan itu sekaligus membantah adanya isu bahwa akan ada 147 pohon yang dipangkas sebelum pembangunan drainase berjalan.
"Kami meminimalkan terkait (penebangan pohon). Jumlah pohon (ditebang) tidak seperti yang dikabarkan, sedikit," ucapnya.
Dia tak menyebut secara pasti berapa banyak pohon yang berpotensi ditebang, namun Wahyu menyebut bahwa jumlah pohon yang ditebang tak sampai 50 persen dari total keseluruhan di sana.
"Tidak sampai 50 persen (ditebang), sepertinya 20 persen tapi saya belum mengetahui jumlahnya berapa," kata dia.