Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Petani di Desa Ngrendeng, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat, menggelar ritual miwiti panen sebagai penanda dimulainya masa panen padi di wilayah tersebut.
Prosesi adat tersebut ditandai dengan pemetikan padi jantan dan betina yang diletakkan di bawah patung kaki sedono dan nini sedono.
Kepala Desa Ngrendeng, Nur Jiman, menjelaskan tradisi miwiti panen selalu digelar masyarakat setempat setiap awal musim panen sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil bumi yang diperoleh.
Dalam setahun, tradisi ini bisa digelar hingga tiga kali, mengikuti siklus panen petani.
"Jadi setahun kami bisa menggelar tradisi ini sebanyak tiga kali karena panennya juga tiga kali," ujarnya.
Ritual adat tersebut diawali dengan arak-arakan sesepuh desa menuju area persawahan, diiringi kesenian jaranan.
Di lokasi panen, sesepuh kemudian memanjatkan doa dan memetik padi siap panen dengan kategori laki-laki dan perempuan.
Tanaman padi jantan umumnya melengkung ke arah kanan, sedangkan padi betina melengkung ke arah kiri.
Kedua jenis padi itu kemudian ditempatkan di bawah patung kaki sedono dan nini sedono sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur dan alam.
Nur Jiman berharap tradisi ini tetap dilestarikan oleh generasi muda. Selain saat panen, masyarakat juga memiliki tradisi serupa saat memasuki masa tanam sebagai bentuk harmoni antara manusia dan alam.
"Kami berharap tradisi seperti ini terus dilakukan oleh generasi penerus," pungkasnya.