Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menegaskan bahwa kerukunan dan toleransi beragama bukan hanya sekadar label melainkan harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengemukakan kerukunan dan toleransi sudah ada di masyarakat Kota Kediri dan bukan hanya label semata, melainkan sebuah nilai yang harus bersama-sama diresapi dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa nilai-nilai ini, dalam menjalankan kehidupan bisa kehilangan arah.
“Oleh karena itu, Mbak Wali terus tumbuhkan rasa saling menghargai, menghormati, dan bekerja sama dalam membangun Kota Kediri yang lebih agamis, sejahtera, dan damai di antara sesama manusia,” katanya di Kediri, Jumat.
Wali Kota Kediri dalam Upacara Tawur Agung Kesanga, dalam rangkaian menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947, di Monumen Kediri Syu Kota Kediri tersebut mengungkapkan bahwa Hari Raya Nyepi adalah sebuah perayaan penting yang mengandung makna bagi umat Hindu.
Umat Hindu diberi waktu untuk melakukan introspeksi diri, pembersihan spiritual dan juga merenungi makna-makna kehidupan.
"Jadi besok dilaksanakan Upacara Catur Brata Penyepian yang merupakan kesempatan bagi umat Hindu untuk merenungi, memperbaiki diri serta mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi, baik kepada Tuhan, sesama manusia, dan juga kepada alam semesta," kata dia.
Sehari sebelum Hari Raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan Tawur Agung Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh.
Wali Kota Kediri merasa senang bisa turut menyaksikan dan kegiatan juga disambut baik oleh masyarakat. Terbukti, banyak masyarakat dari beragam agama dan budaya antusias menyaksikan kirab ogoh-ogoh ini walaupun dalam keadaan hujan.
Hal ini menunjukkan betapa kuatnya nuansa toleransi, dan rukun di tengah kemajemukan yang ada di Kota Kediri.
Menurut dia, dari perayaan ini juga bisa saling belajar tentang semangat perdamaian dan juga refleksi diri.
Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Jawa Timur I Gusti Putu Raka Arthama mengatakan hari ini merupakan rangkaian perayaan Nyepi.
Hari Raya Nyepi, kata dia, sebenarnya adalah hari pergantian tahun, namun tidak sebagaimana perayaan pergantian tahun, yang dirayakan penuh kemeriahan dan keramaian tetapi justru dirayakan dengan acara Nyepi.
I Gusti Putu Raka Arthama menambahkan bahwa diadakan Mecaru di Kota Kediri dengan tingkatan selevel Provinsi Jawa Timur, bertujuan untuk mengharmonisasikan alam beserta isinya yang ada di Jawa Timur.
"Kami tidak hanya mendoakan umat Hindu saja, tetapi seluruh alam Jawa Timur beserta dengan isinya dari Kota Kediri ini. Dan hari ini ada 38 kota dan kabupaten yang melaksanakan upacara yang sama seperti ini, di level masing-masing. Untuk level Provinsi Jawa Timur kita adakan di Kota Kediri. Ini merupakan upacara yang pertama kalinya sejak tahun 2015," kata dia.
Setelah prosesi upacara Tawur Agung selesai, dilanjutkan dengan pawai obor dan ogoh-ogoh yang diarak mulai dari Bundaran Sekartaji sampai Pura Penataran Agung Kilisuci. Kegiatan ini diberangkatkan langsung oleh Wali Kota Kediri.
Turut hadir, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Dandim 0809 Kediri Letkol Inf Ragil Jaka Utama, Danbrigif Mekanis 16 Wira Yudha Kolonel Inf Taufik Ismail, Ketua PHDI Provinsi Jawa Timur I Gusti Putus Raka Arthama, Ketua PHDI Kota Kediri Ni Made Susilowati, Ketua FKUB Kota Kediri Moh. Salim, Camat Mojoroto Bambang Tri Lasmono, dan umat Hindu Kota Kediri.