Surabaya (ANTARA) -
"Yang membuat saya bahagia, ketika saya tanya makanannya enak? Mereka jawab enak. Cocok? Cocok. Lengkap? Lengkap. Rata-rata makanannya habis," katanya di sela meninjau Program MBG di SMPN 10 Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Ia mengatakan hari ini sebanyak 6.159 siswa dari 10 sekolah di Kota Surabaya mulai mengikuti Program MBG yang dijalankan pada 10 lembaga pendidikan di dua kecamatan, yaitu Wonocolo dan Rungkut Surabaya.
Ke sepuluh sekolah tersebut meliputi KB-TM Yasporbi, SD Taquma, SMP Negeri 13, SMA Negeri 10, dan SMK PGRI 1 di Kecamatan Wonocolo. Sementara di Kecamatan Rungkut, program ini menyasar TK Tunas Pertiwi, SDN Penjaringansari 1, SDN Penjaringansari 2, MTs 3, dan MAN Surabaya.
"Pelaksanaan hari pertama Program MBG di Surabaya berjalan lancar dan senang melihat respons positif dari para siswa," ujarnya.
Ia mengatakan menu dan porsi makanan telah disesuaikan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN), meliputi nasi, ayam, sayuran, buah, dan susu.
"Saya yakin kalorinya juga tinggi, karena di SD tadi disampaikan kalorinya 440. Kalori itu bisa membantu anak-anak pada waktu belajar agar tidak lemas, karena ada kalori yang masuk," ujarnya.
Menurut dia, program ini akan dilakukan evaluasi termasuk terhadap variasi menu agar lebih menarik bagi anak-anak.
"Insya Allah saya berharap ini bisa berlanjut. Tadi disampaikan juga tempat makannya nanti juga seperti aluminium, jadi selesai diambil lagi dan digunakan lagi, sehingga tidak menggunakan sampah plastik," katanya.
Ia mengatakan pentingnya penggunaan alat makan ramah lingkungan. Karena masih dalam tahap uji coba, ia berharap kepada masyarakat tidak melihat dari sisi negatif dan mendukung program tersebut.
"Ketika ini masih uji coba, jadi jangan melihat dari sisi negatifnya. Ayo kita dukung, karena ini buat anak-anak kita agar memiliki gizi yang kuat, kalori yang tinggi, sehingga siap menjadi generasi emas," tuturnya.
Dalam peninjauan itu ia menerangkan meski mayoritas makanan itu habis, namun beberapa di antara siswa masih terdapat sisa. Ia mengakui setiap anak memiliki porsi makan yang berbeda-beda.
"Di sekolah-sekolah nanti akan ada tempat sampah organik dan non-organik, sehingga sisa makanan bisa digunakan untuk maggot. Jadi tidak ada yang sia-sia dari makan bergizi gratis ini. Kalaupun ada yang sisa, saya yakin tidak terlalu banyak, sehingga sisa tadi kita kelola, tidak kita buang sembarangan," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan setiap anak pada satuan jenjang pendidikan memiliki porsi makan yang berbeda, sehingga penyesuaian terkait porsi makan antara anak TK, SD, SMP dan SMA.
"Karena anak-anak ini baru pertama, mudah-mudahan nanti kalau ada pergantian menu, saya yakin Insya Allah yang terbaiklah. Karena namanya anak-anak ini ada yang makannya cepat, ada yang sedikit," ujar Yusuf.
Kepala TK Yasporbi Surabaya Prihartini Badaraswati menyampaikan Program MBG di sekolahnya telah memenuhi kebutuhan dasar anak-anak. "Hari ini pelaksanaan perdana dan nasinya sudah lunak, cocok untuk anak-anak. Isinya juga lengkap, ada ayam, buah, susu, dan sayur," Prihartini.