Dalam sambutan pada acara yang digelar di samping GKI Ngagel, atau tepatnya di Jalan Ngagel Tama, Kecamatan Gubeng Surabaya itu Eri Cahyadi mengungkapkan rasa syukur atas pelajaran yang ia dapatkan usai melakukan sejumlah kunjungan pada hari yang sama.
"Saya bersyukur bisa merasakan dua momen luar biasa. Siang tadi, saya bertemuPendeta Florida Rambu Bangi Roni di Panti Surya, kita diajarkan bagaimana sesama manusia di muka bumi ini untuk selalu berbagi, tanpa melihat agama, dari suku apa dan ras apa," ujar Eri.
Eri juga menggarisbawahi bagaimana acara penutupan Bulan Keluarga GKI Ngagel terbuka untuk seluruh warga, tidak hanya bagi jemaat gereja.
Menurutnya, inilah bukti bahwa Surabaya selalu mengedepankan kebersamaan dan persatuan, sebagaimana ketika kota ini berjuang melawan penjajah.
Menurutnya, inilah bukti bahwa Surabaya selalu mengedepankan kebersamaan dan persatuan, sebagaimana ketika kota ini berjuang melawan penjajah.
"Ini menunjukkan bahwa Surabaya dari dulu saat merebut kemerdekaan melawan Belanda dan Jepang, tidak melihat satu agama. Tapi kita ada agama Muslim, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, maupun Konghucu," kata dia.
Untuk itu, Eri menekankan pentingnya membangun rasa cinta dan kekeluargaan di tengah masyarakat. Ia mengapresiasi GKI Ngagel dan Pendeta Florida yang menurutnya telah memberikan contoh luar biasa dalam memperkuat nilai-nilai kemanusiaan di Surabaya.
"Saya yakin, Surabaya akan terus tumbuh sebagai kota yang dibangun atas kekeluargaan, dibangun dengan rasa cinta oleh semua agama apapun yang ada di Surabaya," ungkapnya.
Eri juga mengingatkan kembali bahwa Balai Kota Surabaya adalah rumah bagi seluruh warga, tanpa memandang latar belakang agama. Ia mencontohkan bagaimana perayaan-perayaan keagamaan seperti Maulid Nabi dan Hari Natal diadakan di Balai Kota Surabaya.
"Balai kota milik semua agama dan saya berharap balai kota ini menjadi simbol persatuan bagi seluruh warga Surabaya. Saya juga matur nuwun (terima kasih) kepada GKI Ngagel yang menunjukkan bagaimana hidup di dunia harus saling membantu tanpa melihat suatu apapun," ujarnya.
Di akhir sambutannya, Eri meminta doa dari seluruh jemaat GKI Ngagel agar masyarakat Surabaya semakin rukun dan guyub.
"Saya mohon doanya, semoga Surabaya selalu damai, penuh gotong royong, dan toleransi antar warganya terus terjaga," tutup Eri.
"Saya mohon doanya, semoga Surabaya selalu damai, penuh gotong royong, dan toleransi antar warganya terus terjaga," tutup Eri.
Di kesempatan yang sama, Pendeta Florida Rambu Bangi Roni menyampaikan rasa terima kasihnya atas kehadiran Eri Cahyadi bersama sang istri. Ia menekankan bahwa acara penutupan Bulan Keluarga GKI Ngagel tidak hanya untuk jemaat gereja, tetapi juga melibatkan warga di wilayah sekitar.
"Terima kami bapak dan ibu yang sudah hadir dan datang bersama dengan kami, kami merasa terhormat. Kami merasa ternyata pemimpin kami tidak berjarak dengan warga," ujar Pendera Florida.
Dalam kesempatan itu ia juga mendoakan agar Eri Cahyadi terus menjadi pemimpin yang dekat dengan warga dan senantiasa diberkati dalam tugas-tugasnya.
"Kami selalu mendukung dalam doa, kiranya Pak Eri bisa menjadi bapaknya arek-arek Suroboyo seterusnya. Kita doakan terus jadi bapaknya arek-arek Suroboyo," tuturnya.