Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi bergerak melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
IHSG dibuka melemah 56,72 poin atau 0,73 persen ke posisi 7,687,79. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 11,37 poin atau 1,17 persen ke posisi 959,16.
"Kami melihat euforia dari stimulus China sudah sedikit mereda dan bursa saham Indonesia mulai bangkit meskipun Rupiah masih tertekan," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Jumat pagi IHSG dibuka turun 56,72 poin
Dari dalam negeri, mata uang Rupiah pada perdagangan kemarin berbalik melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Refinitiv, Rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di posisi Rp 15.160 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot, terkoreksi 0,43 persen.
Pada perdagangan kemarin, saham-saham perbankan raksasa tampaknya mulai membaik, di mana beberapa sudah ada yang berhasil rebound.
Saham perbankan yang masih lesu terjadi karena investor cenderung masih melakukan aksi profit taking di saham-saham perbankan, mengingat harganya yang sudah mengalami kenaikan signifikan hampir sebulan terakhir.
Dari mancanegara, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan ada 218.000 klaim pengangguran diajukan pada pekan yang berakhir pada tanggal 21 September, lebih rendah dari ekspektasi Wall Street sebesar 223.000.
Hal ini menandai tingkat klaim mingguan terendah sejak pertengahan Mei lalu. Serangkaian data ekonomi AS yang kuat meredakan kekhawatiran dan mengurangi prediksi bahwa bank sentral AS mungkin dapat memangkas suku bunga secara agresif untuk mengekang perlambatan.
Fokus pasar tertuju pada sentimen rilis data klaim pengangguran mingguan AS, pidato para pejabat The Fed terkait arah kebijakan suku bunga ke depannya, dan rilis data inflasi PCE.
Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup kembali bergairah pada perdagangan Kamis di tengah klaim pengangguran AS terbaru yang kuat, meredakan kekhawatiran investor akan pasar tenaga kerja pun mereda.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau menguat 0,62 persen ke posisi 42.175,109, S&P 500 bertambah 0,4 persen ke 5.745,37, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,6 persen menjadi 18.190,89.
Kenaikan Wall Street terutama indeks S&P 500 terjadi ditopang oleh kenaikan saham Micron Technology yang ditutup naik hingga 15,78 persen, setelah emiten pembuat chip memori itu memproyeksikan pendapatan kuartal pertama di atas ekspektasi.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 53,09 poin atau 0,14 persen ke level 38.978,69, indeks Hang Seng menguat 526,92 poin atau 2,64 ke 20,451,50, indeks Shanghai menguat 29,32 poin atay 0,98 persen ke level 3.030,27, dan indeks Straits Times melemah 19,68 poin atau 0,55 persen ke 3.562,54.
IHSG dibuka melemah 56,72 poin atau 0,73 persen ke posisi 7,687,79. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 11,37 poin atau 1,17 persen ke posisi 959,16.
"Kami melihat euforia dari stimulus China sudah sedikit mereda dan bursa saham Indonesia mulai bangkit meskipun Rupiah masih tertekan," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Jumat pagi IHSG dibuka turun 56,72 poin
Dari dalam negeri, mata uang Rupiah pada perdagangan kemarin berbalik melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Refinitiv, Rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di posisi Rp 15.160 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot, terkoreksi 0,43 persen.
Pada perdagangan kemarin, saham-saham perbankan raksasa tampaknya mulai membaik, di mana beberapa sudah ada yang berhasil rebound.
Saham perbankan yang masih lesu terjadi karena investor cenderung masih melakukan aksi profit taking di saham-saham perbankan, mengingat harganya yang sudah mengalami kenaikan signifikan hampir sebulan terakhir.
Dari mancanegara, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan ada 218.000 klaim pengangguran diajukan pada pekan yang berakhir pada tanggal 21 September, lebih rendah dari ekspektasi Wall Street sebesar 223.000.
Hal ini menandai tingkat klaim mingguan terendah sejak pertengahan Mei lalu. Serangkaian data ekonomi AS yang kuat meredakan kekhawatiran dan mengurangi prediksi bahwa bank sentral AS mungkin dapat memangkas suku bunga secara agresif untuk mengekang perlambatan.
Fokus pasar tertuju pada sentimen rilis data klaim pengangguran mingguan AS, pidato para pejabat The Fed terkait arah kebijakan suku bunga ke depannya, dan rilis data inflasi PCE.
Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup kembali bergairah pada perdagangan Kamis di tengah klaim pengangguran AS terbaru yang kuat, meredakan kekhawatiran investor akan pasar tenaga kerja pun mereda.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau menguat 0,62 persen ke posisi 42.175,109, S&P 500 bertambah 0,4 persen ke 5.745,37, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,6 persen menjadi 18.190,89.
Kenaikan Wall Street terutama indeks S&P 500 terjadi ditopang oleh kenaikan saham Micron Technology yang ditutup naik hingga 15,78 persen, setelah emiten pembuat chip memori itu memproyeksikan pendapatan kuartal pertama di atas ekspektasi.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 53,09 poin atau 0,14 persen ke level 38.978,69, indeks Hang Seng menguat 526,92 poin atau 2,64 ke 20,451,50, indeks Shanghai menguat 29,32 poin atay 0,98 persen ke level 3.030,27, dan indeks Straits Times melemah 19,68 poin atau 0,55 persen ke 3.562,54.