Ribuan Pelayat Antarkan Jenazah Pengasuh Pondok Ploso
Selasa, 31 Januari 2012 17:32 WIB
Kediri - Ribuan warga dan santri mengantarkan jenazah pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, KH Munif Djazuli, yang wafat pada Senin (30/1) malam, akibat komplikasi.
Sunardi, salah seorang pelayat mengaku sangat terkejut dengan wafatnya Gus Munif (sebutan akrab KH Munif Djazuli, red). Ia sengaja datang ke pondok ingin memberikan penghormatan terakhir.
"Beliau adalah orang yang baik, selalu mengajarkan kebaikan," kata Sunardi yang juga Manajer Persik Kediri itu saat ditemui di lokasi pondok saat takziah, Selasa.
Ia mengatakan, Gus Munif juga orang yang selalu rendah hati. Ia banyak memberikan pesan kebaikan dan pesan, di antaranya agar tidak membalas kejahatan dengan yang sama, melainkan dengan kebaikan.
Wafatnya Gus Munif memang membawa duka yang cukup besar bagi para santri di PP Al Falah, khususnya di Queen, yang merupakan pondok putri. Ia adalah pengasuh di pondok tersebut.
Beliau wafat pada Senin (30/1) malam sekitar pukul 22.50 WIB, karena sakit komplikasi yang dideritanya serta liver. Ia sebelumnya telah mendapat perawatan di Graha Amerta Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya. Namun, karena kondisinya yang sudah lemah, ia wafat.
Beliau adalah putra ke lima dari pendiri Pondok Pesantren Al Falah KH Djazuli Utsman. Almarhum adalah adik kandung KH Hamim Djazuli atau akrab disapa Gus Miek, tokoh sentral pendiri jamaah dzikrul ghofilin.
Gus Munif ini oleh sejumlah tokoh dan para santri dikenal karena kesederhanaannya dan keikhlasan di dalam hatinya, serta kejujuran. Sifat-sifat ini sangat diperlukan dan dihargai oleh masyarakat.
Namun, beliau juga sangat menghargai adanya modernisasi, termasuk dalam dunia pendidikan dengan mendirikan sejumlah lembaga pendidikan di lokasi pondok, seperti SMP dan SMA.
Wafatnya Gus Munif membawa duka bagi istri, putra putri, serta ribuan para santri dari berbagai daerah di Indonesia.
Sejumlah tokoh dan kiai juga hadir sebagai penghormatan terakhir kepada almarhum. Selain itu, sejumlah muspida di Kabupaten Kediri juga terlihat hadir, begitu juga dengan jajaran dari polisi dan TNI. Mereka hadir memberikan penghormatan terakhir.
Jenazah saat akan dimakamkan diletakkan di masjid dalam lokasi pondok. Ada ribuan santri dan warga yang melakukan shalat jenazah, bahkan terhitung sampai 25 kali dengan dipimpin sejumlah kiai.
Saat akan diberangkatkan, para santri juga berebut untuk mencium kain yang menutupi keranda yang mengusung jenazah. Para santri merasa sangat kehilangan oleh sosok kiai mereka.
Bahkan, saat jenazah akan dimakamkan, para santri dan warga bahkan rela kehujanan. Mereka tetap semangat untuk mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman terakhir di lokasi pemakaman keluarga, PP Queen Al Falah.
Pengurus pondok, Abul Manan mengatakan lokasi pemakaman itu memang atas permintaan keluarga. Dengan dimakamkan di lokasi tersebut, akan memudahkan keluarga untuk ziarah.
"Lokasi pemakaman memang sudah disiapkan sebelumnnya di lokasi pemakaman keluarga," katanya.