Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terus melakukan berbagai upaya untuk menggenjot penurunan kasus stunting yang ada di kabupaten setempat, salah satunya pemberian tablet penambah darah kepada ibu hamil dan remaja.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Fenny Apridawati di Sidoarjo, Rabu, mengatakan beberapa upaya yang tengah digencarkan yaitu pemberian tablet penambah darah kepada ibu hamil dan remaja untuk mencegah anemia yang menyebabkan resiko tinggi terhadap berat badan bayi rendah.
"Tahun ini kami akan pantau ibu hamil dan remaja yang siap menikah benar-benar meminum tablet tambah darah (TTD), sebab berkaca dari tahun sebelumnya angka stunting penerima TTD sebesar 87 persen tak sebanding dengan yang meminumnya hanya sebesar 16,4 persen," katanya.
Ia mengatakan upaya kedua yang dilakukan Dinkes Sidoarjo adalah menggencarkan pemberian ASI eksklusif dan ketiga, bebas Open Defecation Free (ODF) dengan cara pemberian jamban sehat.
"Pada awal tahun 2023 sebanyak 6.696 kepala keluarga yang belum memiliki jamban, saat ini turun sebanyak 1.148 kepala keluarga menjadi 5.548 kepala keluarga yang belum memiliki jamban," ujarnya.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan keberhasilan percepatan penurunan stunting ini karena adanya sinergi baik antara Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten, kecamatan, desa atau kelurahan, forum Rumah Desa Sehat (RDS), maupun pemangku kepentingan lain.
"Semua saling bekerja dan bersinergi yang baik untuk tujuan yang sama yaitu percepatan penurunan stunting," ucapnya.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) skala nasional tahun 2021, prevalensi stunting nasional sebesar 24,4 persen. Sedangkan SSGI di Jawa Timur, prevalensi stuntingnya mencapai 23,5 persen dan Kabupaten Sidoarjo 14,8 persen.
Untuk SSGI nasional tahun 2022, prevalensi stunting nasional sebesar 21,6 persen, dan Jawa Timur 19,2 persen serta Kabupaten Sidoarjo 16,1 persen.
Berdasarkan data dari aplikasi e-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) pada bulan timbang di Posyandu yaitu pada Februari 2023 stunting di Kabupaten Sidoarjo mencapai 5,3 persen atau sebanyak 4.986 balita terindikasi stunting. Kemudian, di bulan Agustus 2023 mencapai 3,4 persen atau sebanyak 5.026 balita terindikasi stunting.
Jumlah balita terindikasi stunting tersebut, memerlukan pemeriksaan lebih lanjut apakah balita tersebut benar terdiagnosa stunting, sehingga perlu dirujuk untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter spesialis anak.*