Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Petra bersama Komunitas Sahabat Bambu memberdayakan potensi yang ada di Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang melalui kegiatan joint workshop, Sabtu.
"Kegiatan ini bertema 'Desain Bambu Konstruksi Lengkung' yang merupakan bagian dari mata kuliah Service Learning Klinik Arsitektur," kata Koordinator program joint workshop, Bram Michael Wayne, S.T., M.Ars, di sela kegiatan.
Wayne, sapaannya menjelaskan, sebelum kegiatan para mahasiswa telah melakukan public hearing dengan para warga minggu lalu untuk menentukan desain yang dipilih oleh warga.
"Lalu dibuat secara nyata secara bertahap mulai tanggal 21 Mei 2022 dengan teman komunitas Sahabat Bambu," katanya.
Dia bersama Altrerosje Asri, S.T., M.T., yang juga dosen di UK Petra membimbing 20 mahasiswa semester 6 di desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
Mojotrisno, lanjut dia, pernah meraih penghargaan Desa Berseri (Berseri dan Lestari) tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2021 untuk kategori Pratama ini memiliki potensi Sumber Daya Alami bambu yang cukup banyak.
"Namun sayang belum dikembangkan secara maksimal," ujarnya.
Rencananya para mahasiswa ini bersama komunitas Sahabat Bambu secara bertahap akan membuat pos santai (pos cangkruk) bagi warga berbahan bambu dengan menggunakan Teknik Bambu Lengkung.
Pos ini berukuran 4 meter x 7 meter dengan ketinggian mencapai 3 meter. Bangunan ini bisa digunakan warga Desa Mojotrisno untuk banyak hal. Mulai dari bermain bersama anak, ronda hingga pameran batik.
Wayne menuturkan membuat bangunan menggunakan teknik bambu lengkung ini tak mudah, dibutuhkan cara khusus agar bambu bisa melengkung dengan baik tanpa patah dan tahan lama.
"Maka dari itu sebelum membuat secara nyata bangunan ini, para mahasiswa diajak membuat maket skala 1 : 1 mengenai ide desain. Maket ini sebagai sebagai prototype bentuk dan replika sistem pembuatannya," kata dia.
Kemudian dilanjutkan dengan workshop bersama warga untuk bagaimana membuat bambu dengan kontruksi Lengkung oleh komunitas Sahabat Bambu.
"Berbeda dengan desain lainnya, jika menggunakan teknik bambu lengkung maka yang sangat penting adalah belajar melalui maket dari pada belajar melalui gambar," tuturnya.
"Sehingga harapannya dengan pembelajaran SL ini maka para mahasiswa akan bisa langsung paham mengenai sifat bambu yang unik dan sangat kaya di Indonesia ini. Sehingga bisa dijadikan alternatif desain yang lebih bervariasi dan tereksplorasi kedepannya bagi mahasiswa," kata dia menambahkan.
Selain itu juga, para mahasiswa akan belajar bagaimana menghasilkan karya bermanfaat bagi warga desa dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya. (*)