Malang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menerapkan strategi "TOP" dalam menangani masalah HIV/AIDS di wilayah itu. Tujuannya sebagai upaya pengendalian penyakit tersebut di tengah-tengah masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif pada Rabu (2/12/2021), kepada wartawan di Malang mengatakan, TOP merupakan singkatan dari Temukan, Obati dan Pertahankan, hal ini agar pengendalian bisa dilakukan di wilayah setempat.
"Temukan adalah upaya kami menemukan pasien yang berpotensi tinggi terhadap penyakit HIV/AIDS, yakni dengan menggandeng sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seperti Igama dan komunitas yang pernah memakai narkoba jenis suntik. Sehingga bisa mengoptimalkan dalam menekan kasus HIV/AIDS di Kota Malang," katanya.
Setelah ditemukan, kata dia, kemudian dilakukan langkah obati melalui sejumlah puskesmas atau layanan kesehatan terdekat, sehingga pasien akan merasa diperhatikan.
"Yang terakhir adalah pertahankan, hal ini karena pengobatan bagi pasien HIV/AIDS perlu langkah panjang atau berlangsung terus. Oleh karena itu, penerapan startegi TOP perlu bantuan dan dukungan semua pihak," katanya.
Ia mengatakan, kasus AIDS yang ditangani Pemkot Malang mengalami penurunan, yakni dari 600 kasus pada tahun 2020 menjadi 560 pada tahun 2021, dan yang terdeteksi sebagai warga Kota Malang hanya sekitar 10 persen.
Penurunan kasus, kata dia, salah satunya dikarenakan imbas adanya pandemi Covid-19, di mana sebagian besar warga masyarakat menjauh dari kerumunan.
"Dari kondisi tersebut, kami juga memprediksi bahwa pemicu penularan penyakit seksual agak terkendali," kata dr. Husnul.
Sementara itu, dari mayoritas kasus HIV/AIDS di Malang didominasi oleh usia produktif, yaitu antara 15 hingga 59 tahun.(*)
Pemkot Malang terapkan strategi "TOP" tangani HIV/AIDS
Jumat, 3 Desember 2021 22:21 WIB
kasus AIDS yang ditangani Pemkot Malang mengalami penurunan, yakni dari 600 kasus pada tahun 2020 menjadi 560 pada tahun 2021, dan yang terdeteksi sebagai warga Kota Malang hanya sekitar 10 persen.