Surabaya (ANTARA) - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Haq di Perumahan Rungkut Permai, Rungkut Mapan Barat, Surabaya menggelar talkshow manajemen keuangan sebagai upaya meningkatkan kemandirian ekonomi masjid.
Talkshow interaktif bertema "Membuka Rahasia Dapur Manajemen Keuangan Masjid Jogokaryan", Sabtu (18/9) malam digelar dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat.
Kegiatan diisi oleh penggagas dan penggerak manajemen keuangan masjid Jogokarian Jl. Jogokaryan No.36, Mantrijeron, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Ustadz H.M. Muhammad Jazir.
Pembina DKM Al Haq, Wahyu P. Kuswanda menyampaikan, DKM Al-Haq dirasa perlu belajar dari Masjid Jogokariyan. Mengingat, prestasi masjid teesebut dalam pengelolaan keuangan masjid telah menjadi referensi masjid-masjid di Indonesia.
"Manajemen keuangan Masjid Jogokariyan sudah kondang seantero Nusantara. Kami DKM Al-Haq ingin belajar dari Masjid Jogokariyan," katanya.
Ia menambahkan, kegiatan Masjid Jogokariyan selama pandemi COVID-19 sangat menginspirasi seperti memproduksi masker, hazmat dan cairan disinfektan yang selanjutnya dibagikan kepada masjid-masjid di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Masjid Jogokariyan juga membina UMKM dan menciptakan pasarnya dengan menyelenggarakan Pasar Rakyat. Bahkan, sekarang ini Masjid Jogokariyan telah menjadi distinasi wisata masjid yang selalu ramai didatangi wisatawan religi dari berbagai daerah di Indonesia," ujar pria yang pernah menjadi Ketua RW 08 Perumahan Rungkut Mapan Barat tahun 2015 - 2019 itu.
Sementara Ustadz H.M. Muhammad Jazir Asp menuturkan, manajemen keuangan masjid dipandang perlu untuk menguatkan perekonomian masjid. Sehingga masjid tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga dapat menjadi pusat menajemen perekonomian bagi jemaah.
Selain itu, Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokarian Yogyakarta tersebut mengatakan masjid juga bisa hadir dalam sektor sosial dan pendidikan.
"Sehingga keberadaan masjid itu benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, ketika masyarakat merasa dimakmurkan oleh masjid, secara tidak langsung masyarakat juga akan memakmurkan masjid," tuturnya.
Lebih jauh, dia menjelaskan, kota Surabaya sebagai kota industri terbesar setelah Ibu kota Jakarta sangat berpotensi dalam pengembangan kemandirian ekonomi masjid. Apalagi, dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia itu sangat mendukung terhadap peningkatan kemakmuran masjid.
"Saya kira Surabaya ini sangat berpotensi sekali ketimbang di Yogyakarta. Apalagi Surabaya dengan potensi industrinya yang besar, tentunya sangat mendukung bagi kemakmuran masyarakat yang nantinya dapat berdampak pada kemakmuran masjid," katanya. (*)
Tingkatkan kemandirian ekonomi masjid, DKM Al Haq gelar talkshow manajemen keuangan
Minggu, 19 September 2021 7:25 WIB
ketika masyarakat merasa dimakmurkan oleh masjid, secara tidak langsung masyarakat juga akan memakmurkan masjid