Surabaya (ANTARA) - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Badan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Children's Fund/Unicef) untuk meluncurkan program pengurangan stunting di wilayah setempat.
Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) yang menaungi Unusa Prof. Mohammad Nuh, D.E.A., dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Rabu, menyebutkan kerja sama Unusa dengan Unicef dan Pemprov Jatim merupakan kerja sama strategis jangka panjang yang memerlukan komitmen.
"Program ini menyiapkan anak-anak kita untuk generasi masa depan Jatim dan masa depan Indonesia," katanya.
Rektor Unusa Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., meyakini penunjukan Unusa oleh Unicef untuk menangani permasalahan gizi sangat tepat, mengingat sumber daya manusia (SDM) yang ada di kampusnya cukup mumpuni.
"SDM kami ada dosen dan mahasiswa gizi, kedokteran dan keperawatan serta kebidanan yang biasa menangani masalah gizi untuk ibu, anak dan remaja," tuturnya.
Dikatakannya, Unicef dan Unusa memiliki komitmen yang kuat untuk menangani masalah gizi di Jatim.
Perwakilan Pemprov Jatim Dr. Andriyanto menyambut baik upaya Unicef dan Unusa menangani permasalahan stunting di Jatim.
"Permasalahan stunting menjadi salah satu kendala di Jatim. Stunting menjadi PR kita bersama, tidak hanya pemerintah provinsi, namun akademisi dan stekeholder lainnya seperti Unicef, melalui program ini kita bisa membantu menangani masalah ini bersama-sama," katanya.
Andriyanto menjelaskan banyak yang harus diperhatikan dalam penanganan gizi di Jatim dan yakin dengan sumber daya di Unusa akan mampu menangani permasalahan ini.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Unicef di Surabaya Ermi Ndoen menjelaskan pemilihan Unusa pada program ini setelah dilakukan pemeriksaan proposal dari berbagai Universitas yang diajukan ke Unicef.
"Unusa terpilih dan disetujui untuk bisa menjalankan langsung tugas dari Unicef ini ke beberapa kota di Jawa Timur yang menjadi titik penanganan gizi buruk," ujarnya.(*)