Madiun (ANTARA) - Menjadi seorang tenaga kesehatan yang selalu dituntut untuk profesional dan maksimal memberikan pelayanan kepada pasien yang berkunjung bukanlah hal yang mudah bagi Vykha Raharavy.
Pria yang akrab dipanggil Ravy merupakan Kepala Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit Griya Husada Kota Madiun.
"Sesuai dengan tujuan dari Rumah Sakit Griya Husada ini adalah membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan yang profesioal, bermutu, dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi, kita memang diharuskan dalam kondisi dan situasi apapun untuk selalu menomorsatukan pelayanan kepada pasien yang berkunjung ke sini," kata Ravy.
Rumah Sakit Griya Husada merupakan salah satu Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) di Kota Madiun yang telah menjadi mitra BPJS Kesehatan dalam menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Ravy menyebutkan bahwa dari layanan rawat jalan di rumah sakit tersebut, sebesar 80 persen dari total jumlah kunjungan merupakan pasien yang berasal dari peserta JKN-KIS.
"Salah satu misi kami adalah menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima. Tentunya pelayanan prima kepada seluruh pasien yang berkunjung. Terlebih jumlah pengunjung rawat jalan khususnya memang didominasi oleh peserta JKN-KIS. Sehingga kami benar-benar berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan yang prima sebagai bentuk komitmen kami dengan BPJS Kesehatan," kata dia.
Ada empat fokus layanan di Rumah Sakit Griya Husada, dimana salah satunya adalah kemudahan dan kepastian dalam pelayanan kesehatan prima. Fokus tersebut sangatlah mendukung terhadap komitmen peningkatan mutu layanan kepada peserta JKN-KIS, salah satunya adalah dengan sistem antrean daring (online).
Dengan adanya sistem antrean daring tersebut maka harapannya peserta JKN-KIS mendapatkan kepastian dan kepuasan layanan.
"Untuk mengurangi antrean kami gunakan aplikasi Jempol, yaitu Jejaring Modern Pelayanan Online. Di situ pasien bisa melakukan pemesanan nomor antrean, melihat jadwal dokter, kamar, dan juga berbagai informasi serta edukasi. Aplikasi tersebut terhubung dengan aplikasi Mobile JKN. Meskipun masih dalam tahap pengembangan untuk lebih sempurna," jelas Ravy.
Di akhir kesempatan, Ravy menambahkan bahwa tugas untuk memberikan edukasi kepada peserta JKN-KIS juga menjadi tanggung jawabnya ketika mereka belum paham terkait alur pelayanan serta aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam program JKN-KIS.
"Jadi, kami harus bisa multitalent, ya sebagai tenaga kesehatan, ya tenaga administrasi, termasuk tenaga promosi kesehatan. itu semua tujuannya adalah demi memberikan pelayanan prima kepada pasien, tersmasuk peserta JKN-KIS," tutupnya.
Ravy: Harus multitalent demi berikan pelayanan prima
Rabu, 31 Maret 2021 11:20 WIB