Surabaya (ANTARA) - Sebagian besar indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami kenaikan 0,95 persen mendorong terjadinya inflasi di Jawa Timur sebesar 0,32 persen di awal tahun 2021.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Dadang Hardiwan dalam keterangan virtualnya di Surabaya, Senin, mengatakan kelompok pakaian dan alas kaki dalam periode ini juga menyumbang andil inflasi sebesar 0,10 persen.
Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga turut naik sebesar 0,08 persen, ditambah kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 0,20 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen.
"Memang beberapa komoditas mengalami kenaikan harga pada Januari 2021 dan mendorong inflasi. Secara rinci seperti cabai rawit, tarif jalan tol, tempe, tahu mentah, melon, mobil, semangka, laptop, perhiasan dan daging sapi," ujar Dadang, kepada wartawan.
Sementara itu, berdasarkan penghitungan angka inflasi di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur selama Januari 2021, seluruh kota mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi tercatat di Madiun sebesar 0,60 persen, diikuti Surabaya 0,37 persen, Probolinggo 0,28 persen, Jember 0,25 persen, Banyuwangi 0,18 persen, dan Kediri sebesar 0,16 persen.
"Sedangkan kota yang mengalami inflasi terendah Sumenep dan Malang, masing-masing sebesar 0,06 persen," ujar Dadang.
Jika dihitung tahunan atau inflasi year-on-year (Januari 2020 - Januari 2021) di delapan kota IHK Jawa Timur, Madiun juga merupakan kota dengan inflasi tertinggi mencapai 2,12 persen, dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Malang sebesar 1,07 persen.
Komoditas makanan dorong inflasi Jatim 0,32 persen
Senin, 1 Februari 2021 20:43 WIB