Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, berharap staf BUMN dan swasta membeli kain tenun ikat khas dari Kota Kediri dan selalu mengenakan baju dari bahan baku tenun itu setiap Kamis demi membantu ekonomi di kota itu tetap terjaga.
"Kami mengaktifkan kegiatan ekonomi di segala bidang, khususnya untuk UMKM. Caranya dengan mendorong pembelanjaan," kata Kepala Bidang Perekonomian Kota Kediri Zachrie Ahmad di Kediri, Kamis.
Dirinya menambahkan, setiap Hari Kamis, staf ASN di Pemkot Kediri juga diwajibkan mengenakan tenun ikat kediri. Hal itu ditetapkan dalam Instruksi Wali Kota Kediri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penggunaan Pakaian Tenun Ikat Bandar khas Kota Kediri. Aturan itu hingga kini terus diberlakukan.
Pada masa COVID-19, Pemkot Kediri juga memperluas imbauan, bukan hanya kepada ASN, melainkan juga staf BUMN dan swasta yang ada di Kota Kediri untuk mengenakan tenun ikat Kediri setiap Hari Kamis. Bagi yang belum punya, diharapkan mereka mulai membeli tenun ikan dan menjahitnya.
Ia mengakui pandemi COVID-19 telah berimbas pada berbagai sektor, tak terkecuali ekonomi, salah satunya adalah perajin tenun yang juga terkena imbas.
Sejak pandemi COVID-19 mulai April hingga saat ini, pertumbuhan ekonomi melambat di berbagai wilayah Indonesia, tak terkecuali di Kota Kediri. Pembelanjaan masyarakat fokus kepada kebutuhan yang tidak bisa ditunda, utamanya sembako, sehingga sektor lain menurun omzetnya.
Ia menambahkan, dengan kebijakan penggunaan kain tenun ikat itu diharapkan berdampak bagus bagi penjualan tenun ikat kediri. Pembelanjaaan bisa dilakukan, baik oleh pegawai pemerintah maupun sektor swasta.
"Akhir-akhir ini kami juga mendapatkan pesanan dari beberapa orang untuk baju kantor," kata Sundari (60), perajin tenun ikat merek Tenun Woro Kota Kediri.
Sundari cukup senang. Setelah beberapa bulan sepi order kain tenun ikat, kini dirinya mulai menerima pesanan kain sekaligus jahitan untuk baju tenun.
Hal itu juga dirasakan oleh Ayumila (29), pemilik usaha tenun ikat merek Sinar Barokah. Setelah pesanan masker tenun ikat, kali ini permintaan pembelian kain untuk dibuat baju kantor juga semakin banyak.
Pramita Wdyasindy, Penyelia Pemasaran Dana Bank Jatim Kota Kediri mengaku tenun ikat sangat cocok dijadikan baju untuk ke kantor. Ia juga harus mempunyai stok lebih dari satu baju.
Selain karena ada aturan dari Pemkot Kediri, di dalam perusahaan karyawan juga diminta mengenakan baju tenun ikat.
Demikian juga dengan Okky Yudistari, staf Pemasaran Dana di Bank Jatim, juga mempunyai baju ke kantor dari bahan tenun ikat dengan jumlah lebih dari satu baju.
"Kalau punya baju tenun sudah lama punya. Tapi karena sekarang harus pakai, ya beli lagi," kata Okky.
Pemkot harapkan staf BUMN dan swasta beli tenun ikat Kediri
Jumat, 13 November 2020 9:53 WIB