Banyuwangi (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo mengemukakan Kabupaten Banyuwangi, jawa Timur, mengalami inflasi sebesar 0,07 persen pada Oktober 2020, dan inflasi ini menunjukkan pemulihan perekonomian daerah mulai bergerak.
"Inflasi menunjukkan adanya kegiatan pasokan dan permintaan yang berjalan. Namun yang harus diperhatikan adalah angka inflasi harus terjaga pada tingkat yang diharapkan, caranya dengan pengendalian," kata Hestu, dalam pertemuan tingkat tinggi (high level meeting/HLM) di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Senin.
Ia menjelaskan bahwa jika di suatu daerah angka inflasinya terlalu tinggi atau terlalu rendah menunjukkan ada masalah pada perekonomian daerah tersebut.
Menurut dia, inflasi sebenarnya bukanlah sesuatu yang harus selalu dikhawatirkan dan ditakutkan, karena inflasi juga menjadi penanda adanya pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, apalagi pada pandemi.
Di masa pandemi saat ini, lanjut Hestu, sejumlah daerah di Jawa Timur mengalami deflasi (angka inflasinya turun), masuk ke angka minus (rendah). Katanya, Provinsi Jatim sendiri juga mengalami deflasi hingga Oktober, termasuk Banyuwangi juga mengalami deflasi di bulan Agustus dan September.
"Nah, di Oktober ini Banyuwangi sudah keluar dari deflasi, dengan mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Ini menunjukkan perekonomian daerah mulai bangkit dan bergerak. Hal ini sesuai dengan laporan BPS dimana sektor pariwisata daerah mulai bergeliat dan berangsur pulih. Bidang akomodasi, makanan dan minuman juga terus mengalami kenaikan," paparnya.
Hestu pun berharap kondisi tersebut bisa terus digerakkan agar perekonomian daerah bisa kembali maju seperti sebelum terjadinya pandemi dengan tetap menjaga inflasi daerah.
"Kuncinya adalah pengendalian yang harus kita lakukan bersama. Di mana upaya perbaikan perekonomian terus dilakukan, namun harga-harga komoditas juga tetap dijaga agar inflasi kendali," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya pada Kantor BI Jember yang terus melakukan pendampingan dan supervisi terhadap pelaksanaan pengadalian inflasi di daerah. Anas berharap sinergi daerah dengan segenap pemangku kepentingan dalam melakukan upaya pengendalian inflasi terus mendapatkan dukungan dari BI.
"Terima kasih pada BI yang selalu mendampingi kami dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah. Hingga Banyuwangi dianugerahi penghargaan sebagai kabupaten pengendali inflasi terbaik nasional," ujarnya.
Mengenai mulai pulihnya perekonomian daerah khususnya bidang pariwisata, menurutnya, hal tersebut tidak lepas dari upaya adaptasi dengan protokol baru di semua sektor pariwisata yang dilakukan oleh Banyuwangi.
"Karena di era pandemi saat ini kuncinya adalah memberikan jaminan kesehatan dan keamanan bagi wisatawan dan ini yang kami lakukan. Banyuwangi telah menerapkan standar baru dengan mensertifikasi sesuai protokol kesehatan sebagai upaya menciptakan pariwisata yang bersih, sehat dan aman bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi," kata Bupati Anas.
Rapat pertemuan tertinggi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), juga oleh Kepala BPS Banyuwangi Tri Erwandi dan Kepala Bulog Cabang Banyuwangi Yusri Pakke. (*)
Inflasi 0,07 persen, menunjukkan ekonomi Banyuwangi mulai bergerak
Selasa, 10 November 2020 1:26 WIB