Banyuwangi (ANTARA) - Sektor pertanian di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tercatat tumbuh positif meski di tengah pandemi COVID-19 dan kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto atau PDB kuartal II/2020 menjadi satu-satunya sektor dari lima sektor penyangga utama PDB yang tumbuh positif.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan mengemukakan bahwa sektor pertanian berdasarkan distribusi persentase PDRB atas harga konstan 2010 menurut lapangan usaha (persen) 2010-2018, masih merupakan sektor unggulan yaitu sebesar 29,62 persen tertinggi dari 17 lapangan usaha lainnya.
"Sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan merupakan sektor strategis yang harus menjadi program unggulan dalam pembangunan nasional maupun daerah. Sektor pertanian di Banyuwangi selama sepuluh tahun terakhir ini selalu menjadi program unggulan dalam RPJMD," ujar Arief di Banyuwangi, Minggu.
Katanya, capaian dari sektor pertanian ini cukup menggembirakan, tidak hanya dari sisi produksi dan penyediaan konsumsi masyarakat, Banyuwangi berhasil mengintegrasikan sektor pertanian dengan sektor lainnya, khususnya pariwisata sebagai ouput dari kerja kolaborasi dan inovasi lewat beragam kegiatan yang dikemas dalam Banyuwangi Festival.
Ia mencontohkan Agro Expo yang digelar setiap tahun telah melahirkan agrowisata, perpaduan dari dua sektor (agro dan wisata) yang berbeda tetapi bisa disatukan.
Pelaksanaannya, lanjut dia, memberikan dampak edukasi, promosi, ekonomi dan ekologi yang bahkan konsepnya bisa diadopsi oleh masyarakat.
"Dan yang paling utama aktivitas ini bisa menarik minat kaum milenial terjun di dunia agribisnis. Sehingga bisa menjaga kesinambungan tenaga kerja sektor pertanian dalam menghadapi tantangan yang semakin berat jika tidak digarap dengan cara-cara yang lebih adaftif dengan situasi kekinian," paparnya.
Arief menjelaskan sektor pertanian pada era digital ini harus dikolaborasikan dengan teknologi informasi, sinergi antara petani dengan kaum muda yang melek teknologi informasi diharapkan bisa mengubah imej sektor pertanian itu yang semula dinilai kurang bergengsi menjadi sektor yang bergengsi.
Munculnya start up di bidang pertanian adalah salah satu bukti bahwa sektor pertanian bisa digarap lebih menarik, efisien dan menguntungkan.
"Banyuwangi telah mendorong tumbuhnya startup lewat Agribussiness Startup Competition yang diharapkan bisa menjawab tantangan pertanian di era revolusi industri 4.0 sekarang ini," ujarnya.
Menurut dia, produksi padi hingga September 2020 tercatat ada 535.056 ton dengan luasan panen 50.915 hektare, yang artinya produksi beras di Banyuwangi tetap terjaga dan surplus di masa pandemi COVID-19.
Sementara untuk perkebunan, seperti kelapa berhasil panen 24.263 ton dengan luasan panen 2.104 hektare. Sedangkan di peternakan hingga periode Juni, produksi sapi/daging mencapai 1.114.817 kilogram, ayam/daging sebesar 1.099.917 kilogram, telur 6.230.888 kilogram dan susu 802.066 kilogram.
Untuk populasi sapi mencapai 125.688 ekor, kambing 135.210 ekor, domba 80.882 ekor, unggas pedaging 3.914.835 ekor dan unggas petelur mencapai 828.472 ekor.
"Karenanya kami terus berupaya agar dalam sektor pertanian upaya peningkatan produksi dengan kesejahteraan petani bisa berjalan seiring," tuturnya. (*)
Sektor pertanian di Banyuwangi tumbuh positif di tengah pandemi COVID-19
Minggu, 27 September 2020 22:21 WIB