Kediri (ANTARA) - Pengelola pasar tradisional di Kota Kediri, Jawa Timur, bersiap menghadapi tatanan kehidupan baru di era normal baru dengan menerapkan disiplin yang ketat bagi pedagang dan pembeli di pasar.
Dirut Perumda Pasar Joyoboyo Kota Kediri Muhamad Ihwan Yusuf mengatakan semua pasar tradisional di bawah pengelolaan pihaknya menerapkan protokol kesehatan ketat dengan mewajibkan penggunaan masker bagi yang masuk area pasar.
"Setiap orang yang masuk diukur suhu badan. Maksimal 37 derajat Celcius. Jika suhunya lebih, akan direkomendasikan untuk ke puskesmas dan tidak boleh masuk ke pasar. Masyarakat juga diimbau untuk menaati ketentuan ini," kata Ihwan di Kediri, Jumat.
Selain itu, dirinya menambahkan secara infrastruktur, pengelola pasar juga telah menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun di beberapa titik. Hal ini sebenarnya juga sudah dilakukan sejak awal pandemi COVID-19 ini terjadi.
Ia juga menambahkan dalam hal cuci tangan, pengunjung pasar banyak yang sudah menaati aturan ini tersebut. Mereka juga semakin sadar tentang kesehatan sehingga semakin banyak yang menggunakan fasilitas cuci tangan.
Sedangkan saat menyambut era normal baru, Pemkot Kediri juga telah meminta agar pengelola pasar tradisional mengatur jarak antarpenjual agar tidak bergerombol. Pengaturan jarak antarpedagang tersebut dilakukan dan diharapkan juga diikuti oleh calon pembeli.
"Penertiban pedagang dengan jarak antarpedagang minimal 1 meter," kata Ihwan.
Sementara itu, penataan dilakukan dengan diawali di Pasar Bandar, Kota Kediri di lantai dua dengan diberi tanda untuk para pedagang yang lesehan. Jaraknya diberi kotak-kotak putih untuk berdagang.
Sedangkan di Pasar Setono Betek, Kota Kediri juga demikian. Namun, karena di pasar tersebut dinilai jarak antarlapak penjual telah memadai, maka penanda dilakukan untuk pembeli. Garis putih untuk menandai antrean pembeli dibubuhkan di lantai.
Selain itu, di Pasar Setono Betek, Kota Kediri juga menerapkan shifting, yang artinya terdapat urutan penjual untuk sehari masuk dan sehari libur sehingga memperlebar jarak. Dengan kebijakan tersebut, diharapkan dapat ditaati oleh seluruh masyarakat baik pembeli maupun penjual.
Lebih lanjut, ia mengatakan petugas juga akan memantau pelaksanaan kebijakan berjualan di era normal baru tersebut. Kegiatan sosialisasi akan dilakukan secara intensif, dengan harapan semakin menekan penyebaran COVID-19.
"Sosialisasi secara rutin dengan mengingatkan semua yang ada di pasar untuk mematuhi protokol kesehatan terus dilakukan," ujar Ihwan.
Ia mengakui, mengatur pasar tradisional dinilainya tidak mudah. Mengubah kebiasaan masyarakat dengan berbagai macam latar belakang juga membutuhkan waktu. Namun, untuk ke depan ia yakin bahwa perkembangan soal patuh terhadap protokol kesehatan akan nyata terlihat di setiap sudut pasar tradisional sebagai dampak dari penyuluhan ini.
Pemkot Kediri juga membuat program untuk pembelian dengan pesan antar yakni Bi Imah (belanja instan dari Rumah). Selain di pusat perbelanjaan, program Bi Imah juga melibatkan para pedagang di pasar tradisional.
Sementara it, di Kota Kediri, hingga Jumat (19/6), jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 336, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) ada 42, dan yang terkonfirmasi ada 57, di mana 36 masih dirawat, satu dipantau, 19 orang dinyatakan sembuh, dan satu meninggal dunia. (*)
Pengelola pasar tradisional di Kota Kediri bersiap hadapi era normal baru
Jumat, 19 Juni 2020 20:26 WIB
Penertiban pedagang dengan jarak antarpedagang minimal 1 meter