Malang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat bahwa pada Januari 2020, Kota Malang di Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,41 persen, yang didorong kenaikan dari kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.
Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran, kenaikan paling tinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami kenaikan sebesar 1,54 persen, dengan andil terhadap inflasi 0,33 persen.
"Dari 11 kelompok pengeluaran, terdapat enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan," kata Sunaryo, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.
Sunaryo menambahkan, selain kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, kenaikan juga terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki, sebesar 0,09 persen, dan perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,31 persen.
Selain itu, kelompok pengeluaran kesehatan juga naik sebesar 0,13 persen, penyediaan makanan dan minuman atau restoran naik 0,05 persen, dan perawatan pribadi, dan jasa lainnya naik sebesar 0,53 persen.
"Ada dua kelompok yang mengalami penurunan, yakni perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, turun 0,17 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,14 persen," ujar Sunaryo.
Sementara itu, untuk kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, rekreasi, olahraga, dan budaya, serta pendidikan, tercatat tidak mengalami kenaikan atau tetap sama dibandingkan bulan sebelumnya.
Di wilayah Jawa Timur, sebanyak delapan kota tercatat mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yang mencapai 0,84 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Kota Madiun sebesar 0,35 persen.
Kota Surabaya tercatat mengalami inflasi sebesar 0,52 persen, Kota Kediri 0,52 persen, Kota Probolinggo 0,40 persen, Banyuwangi 0,51 persen, dan Jember sebesar 0,38 persen.
Kota Malang alami inflasi 0,41 persen pada Januari
Senin, 3 Februari 2020 17:02 WIB