Surabaya (ANTARA) - Sebanyak delapan kota yang terpantau dalam indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur pada November 2019 "kompak" mengalami inflasi, sehingga secara keseluruhan memberikan kontribusi terhadap inflasi Jatim yang tercatat 0,23 persen.
Keterangan tertulis Badan Pusat Statistik Jatim di Surabaya, Senin, mencatat dari delapan kota IHK tersebut, inflasi tertinggi berada di Sumenep sebesar 0,41 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Malang hanya 0,01 persen.
Sedangkan enam kota lainnya masing-masing Kediri berinflasi 0,38 persen, Probolinggo 0,31 persen, Banyuwangi 0,22 persen, Madiun 0,16 persen, serta Surabaya dan Jember yang sama-sama mengalami inflasi 0,28 persen.
"Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi," sebut Kepala BPS Jatim Teguh Pramono.
Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,79 persen, sedangkan kelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah kelompok sandang sebesar 0,26 persen.
Teguh menyebutkan, komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Jawa Timur pada November 2019 adalah bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah cabai merah, emas perhiasan, dan cabai rawit.
Secara keseluruhan, lanjutnya, laju inflasi Jatim pada tahun kalender di bulan November 2019 mencapai 1,59 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2019 terhadap November 2018) tercatat 2,20 persen.
Data BPS Jatim juga mencatat, pada November 2019, kelompok inti mengalami inflasi sebesar 0,09 persen, komponen yang diatur pemerintah mengalami inflasi 0,06 persen, dan komponen bergejolak mengalami inflasi 0,91 persen.
Delapan kota di Jatim "kompak" alami inflasi
Senin, 2 Desember 2019 17:17 WIB