Sidoarjo (ANTARA) - Puluhan ibu-ibu yang ada di Desa Kalidawir, Sidoarjo, Jawa Timur, belajar membuat batik shibori yang digelar Minarak Brantas Gas (MBG) sebagai upaya pemberdayaan warga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Pemilik Gallery Rina, Katarina selaku pemateri kegiatan ini, Selasa, mengatakan, batik shibori dikenal sebagai produk tradisional khas Jepang.
"Proses pembuatan shibori memang mirip dengan pembuatan batik," katanya.
Ia menjelaskan, dipilihnya Desa Kalidawir karena sebelumnya sudah ada usaha kecil menengah Batik Celup Kalidawir, sehingga warga yang ikut pelatihan ini rata-rata sudah memiliki ilmu dasar membatik.
"Mereka yang ikut pelatihan ini sengaja dipilih yang benar-benar memiliki minat untuk belajar batik shibori," kata pemilik galeri bidang texmo textile modifikasi asal Surabaya ini.
Menurutnya, seperti halnya kain batik, proses pembuatan shibori juga dibutuhkan bahan perintang untuk menahan warna agar tidak meresap ke bagian kain yang diinginkan.
"Bedanya, kalau bahan perintang untuk batik berupa lilin atau canting, maka shibori dibuat dengan cara dilipat atau disimpul," ucapnya.
Teknik pembuatan batik shibori ini, kata dia, lebih mirip lagi dengan batik jumputan atau ikat celup.
"Ikat celup adalah teknik mewarnai kain dengan cara mengikat kain dengan cara tertentu sebelum dilakukan pencelupan," ujarnya.
Ia mengatakan, di beberapa daerah di Indonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai nama lain seperti pelangi atau cinde, tritik atau jumputan, serta sasirangan.
"Shibori ini pembuatannya gampang dan cepat. Apalagi seperti diketahui warga di Kalidawir sudah belajar batik jumputan atau batik dengan pewarna alam, sehingga mereka mudah mengerti," kata Katarina.
Menurut Katarina, yang diajarkan kepada warga adalah teknik shibori itajime. Shibori itajime ini dibuat dengan cara melipat dan menjepit kain di antara dua kayu. Selanjutnya mengikatnya dengan tali atau benang. Pola shibori sitajime ini umumnya bernuansa kotak-kotak.
"Batik shibori yang dipelajari warga ini, selanjutnya bisa dimodifikasi dengan batik sebelumnya yang sudah dipelajari warga. Sehingga diharapkan akan bisa muncul UKM baru untuk meningkatkan perekonomian desa dan keluarga," katanya.
Ketua UKM Batik Celup Kalidawir Rina Handayani menjelaskan, ibu-ibu yang mengikuti menyambut positif kegiatan ini.
"Kami tertarik dan baru tahu, proses pembuatan batik shibori sangat sederhana dan cepat. Maka dia mengucapkan banyak terima kasih kepada tim pemateri serta Minarak Brantas Gas yang menyelenggarakan pelatihan tersebut," ujarnya.
Menurutnya, batik shibori ini sederhana dan cepat cukup lima menit. "Semoga tambah semangat membatiknya dan bisa menambah perekonomian keluarga," katanya.
Public Relation Manager Minarak Brantas Gas Arief Setyo Widodo mengapresiasi ibu-ibu yang semangat mengikuti pelatihan ini. Arief berharap pelatihan shibori ini tidak sekadar menambah ilmu, tapi bisa mendorong ibu-ibu untuk membuka usaha menjadi perajin batik.
"Semoga bisa belajar membatik dengan baik dan bisa meningkatkan perekonomian serta apa yang menjadi harapan masyarakat Desa Kalidawir," kata pria yang akrab disapa Yoyok tersebut.
Tingkatkan ekonomi warga Kalidawir, MBG berikan pelatihan batik Shibori
Selasa, 24 September 2019 19:52 WIB