Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Mahalnya harga cabai rawit memiliki andil terbesar memicu laju inflasi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sebesar 0,24 persen yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga konsumen dari bulan Juni 2019 sebesar 131,75 persen, menjadi 132,07 persen pada Juli 2019.
"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah cabai rawit, udang basah, daging ayam ras, emas perhiasan, dan cabai merah," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Arif Joko Sutejo di Jember, Kamis.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, lanjut dia, lima kelompok mengalami inflasi, yakni tertinggi adalah kelompok kesehatan sebesar 0,86 persen, diikuti kelompok bahan makanan 0,83 persen, kelompok sandang 0,76 persen, kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar 0,13 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,08 persen.
Sedangkan dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan jadi tercatat sebesar 0,25 persen, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen.
Pada bulan Juli 2019, komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,27 persen dan komponen bergejolak (volatile foods) mengalami inflasi sebesar 0,86 persen, sedangkan komponen diatur pemerintah (administered) mengalami deflasi sebesar 0,45 persen.
Ia menjelaskan laju inflasi tahun kalender di Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 1,11 persen, sedangkan laju inflasi year-on-year di bulan Juli 2019 Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 2,07 persen.
Angka itu lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender dan inflasi year-on-year Juli 2018 yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,98 persen dan 2,80 persen.
Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Birawa menambahkan komoditas cabai rawit mengalami inflasi sebesar 154,42 persen dengan memberikan sumbangan inflasi 0,088 persen, sehingga tidak heran apabila cabai rawit menjadi penentu utama terjadinya infllasi di Kabupaten Jember pada Juli 2019.
"Komoditas cabai rawit mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan pada Juli 2019 dan kenaikan tersebut diduga karena faktor minimnya pasokan dari petani, sehingga stok cabai di pasaran terbatas," katanya.
Menurutnya, cabai rawit merupakan komoditas penyumbang inflasi tertinggi hampir di semua kota IHK di Jawa Timur seperti di Kabupaten Sumenep, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Madiun, Kota Surabaya, dan Provinsi Jawa Timur, sedangkan di Banyuwangi penyumbang terbesar inflasi adalah emas perhiasan dan Kota Kediri yakni daging ayam ras.
Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, enam kota mengalami inflasi sedangkan dua kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,44 persen, diikuti Banyuwangi 0,39 persen, Jember 0,24 persen, Malang 0,20 persen, Madiun 0,17 persen, dan Surabaya 0,11 persen.
Sedangkan yang mengalami deflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,08 persen dan Kota Probolinggo mengalami deflasi 0,05 persen. Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,31 persen.
Berdasarkan data BPS tercatat inflasi Jember sebesar 0,24 persen yakni dibawah laju inflasi nasional sebesar 0,31 persen, namun diatas inflasi Jawa Timur sebesar 0,16 persen.
Inflasi Jember 0,24 persen dipicu mahalnya harga cabai
Kamis, 1 Agustus 2019 17:01 WIB