Surabaya (ANTARA) - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid meyakini warga Nahdlatul Ulama akan menjadi penentu bagi kemenangan kandidiat yang maju di Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya tahun 2020.
"Meski jumlah warga NU di Surabaya secara keseluruhan tidak sebesar di Jawa Timur, tapi tetap akan menjadi modal kuat bagi kandidat yang akan maju di Pilkada Kota Surabaya tahun 2020," katanya kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Karenanya, adik kandung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Solah itu, meyakini jika ada kandidat yang merepresentasikan NU akan berpeluang besar memenangi Pilkada Kota Surabaya 2020.
"Bukan berarti kandidat yang dari kalangan nasionalis tidak berpeluang. Kalau kandidat nasionalis ini ketokohannya kuat, bisa jadi memenangkan Pilkada Kota Surabaya 2020," katanya.
Mantan Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) itu mencontohkan Khofifah Indar Parawansa bisa menjadi pemenang di Pilkada Jawa Timur 2018, bukan hanya karena berasal dari kader NU, melainkan juga ditopang oleh ketokohannya.
"Bu Khofifah pada Pilkada Jawa Timur 2018 lalu bisa meraup suara di berbagai wilayah yang selama ini dikenal sebagai basis PDIP, itu tak lain karena ketokohannya memang hebat," tuturnya.
Sementara ini dari kalangan kader NU memunculkan nama Zahrul Azhar As'ad, atau akrab disapa Gus Hans, yang didorong untuk maju sebagai kandidat di Pilkada Kota Surabaya 2020.
Gus Solah menilai pengasuh Pondok Pesantren Queen Al-Azhar Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang, yang pada Pilkada Jawa Timur 2018 lalu dipercaya sebagai juru bicara Khofifah Indar Parawansa itu, bisa menjadi representasi warga NU di Pilkada Kota Surabaya 2020.
Namun dia menandaskan masih ada cukup waktu ke depan untuk mencari sosok yang tepat sebagai pengganti Wali Kota Tri Rismaharini.
"Masih ada cukup waktu bagi warga Kota Surabaya untuk memilih kandidat mana yang dinilai tepat, termasuk salah satu pilihannya adalah Gus Hans," ucapnya.
Gus Solah: Warga NU penentu Pilkada Surabaya
Minggu, 21 Juli 2019 18:35 WIB
Bukan berarti kandidat yang dari kalangan nasionalis tidak berpeluang.