Banyuwangi (ANTARA) - Ratusan perajin batik se-Jawa Timur berkumpul di Kabupaten Banyuwangi untuk menghadiri acara Jambore Batik yang digelar selama tiga hari 5-7Juli 2019 guns memeriahkan acara yang digagas oleh Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ).
Dalam siaran pers diterima ANTARA di Banyuwangi, Minggu, Jambore Batik ini diikuti sebanyak 125 perajin dari seluruh kabupaten/ kota di Jawa Timur dan rangkaian acara digelar mulai dari fashion show, gathering, hingga kelas batik.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa batik yang telah diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO perlu dikembangkan dengan serius.
"Industri kreatif adalah kekuatan bangsa Indonesia, maka batik perlu dan sangat potensial ditumbuhkembangkan. Dan jambore ini merupakan salah satu cara agar para pembatik bisa saling sinergis meningkatkan kemampuan dan kualitas batiknya, sekaligus wawasan pemasarannya. Saya mengapresiasi ide jambore batik ini," kata Anas saat bertemu peserta Jambore Batik di Banyuwangi, Sabtu (6/7).
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Banyuwangi Ipuk Festiandani mengaku bangga dan berterima kasih kepada APBJ yang telah memilih Banyuwangi sebagai tuan rumah Jambore Batik kedua itu.
"Semoga dengan jambore ini para perajin batik dapat saling bertukar informasi dan berdiskusi dalam mengembangkan usaha batik tulis, khususnya di wilayah Jatim. Bagi kami batik jadi bagian penting dari proses-proses yang sedang tumbuh di daerah, khususnya pariwisata," kata istri Bupati Azwar Anas tersebut.
Dalam kegiatan jambore ini, para pembatik juga diedukasi berbagai teknik dalam proses membatik, mulai dari desain, teknik pewarnaan terakota, hingga teknik pembuatan lilin canting nol.
"Warna terakota kita angkat ini karena kita sepakati terakota menjadi warna batik Jawa Timur. Terakota yang merupakan warna batu bata ini diinspirasi dari kisah kerajaan Majapahit," tutur Wirasno, Ketua Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur.
Menurut Wirasno, pihaknya memilih Banyuwangi sebagai tuan rumah karena industri kreatif batik sangat mendapatkan porsi perhatian yang serius dari pemkabnya. Banyuwangi secara konsisten menggelar batik festival selama enam tahun terakhir, sehingga pelaku industri batik di Banyuwangi terus tumbuh.
"Diharapkan dengan mengajak peserta ke Banyuwangi, akan membuat perajin batik dari kota lainnya terinspirasi dan tergerak untuk lebih giat mempromosikan batik di daerahnya," tuturnya.
Ia menambahkan, kegiatan jambore itu merupakan wadah bertemunya para perajin batik. Pihaknya ingin agar para pembatik di Jatim meningkat karyanya secara kualitas.
"Kami ingin seluruh perajin batik menjadi pintar bersama, karena itu kami menggelar banyak diskusi dan workshop untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan menjaring masukan dari para perajin batik yang berasal dari 38 kabupaten/kota se Jatim ini," ujarnya.
Jambore Batik di Banyuwangi dihadiri ratusan perajin
Minggu, 7 Juli 2019 8:36 WIB