Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan jika kapasitas SMA negeri, terutama yang ada di Kota Surabaya hanya 35 persen, sehingga banyak di antara lulusan SMP yang tidak diterima.
"Sistem zonasi yang ada saat ini berdasarkan pada Permendikbud Nomor 51 tahun 2018, di mana Pak Menteri memiliki alasan yang kuat terkait dengan keluarnya peraturan itu," katanya usai silahturahim dengan LDII Jatim, Sabtu.
Ia mengemukakan, pada 9 Mei lalu juga sudah bertemu dengan Mendikbud dan sudah menyampaikan informasi terkait tambahan 20 persen prestasi UN.
"Sehingga apa yang sudah dilakukan ini bisa membantu masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan, kepada masyarakat yang tidak diterima di SMA negeri tersebut nantinya bisa bersekolah di swasta, SMK negeri atau juga SMA negeri yang tidak masuk dalam zonasi.
"Apa yang sudah dilakukan ini, sesuai dengan keterangan Pak Menteri bisa memeratakan siswa pendidikan yang ada saat ini," ujarnya.
Pada kegiatan itu, Gubernur juga mengingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan penguatan persaudaraan kebangsaan yang saat ini sedang dibutuhkan negeri.
"Forum silaturahim seperti ini perlu diingatkan, persaudaraan antarumat islam, penguatan juga harus dibangun bersama-sama," katanya.
Karena forum seperti ini, kata dia, harus terus diingatkan secara terus menerus diingatkan supaya masyarakat bisa terus bersatu.
"Kami berharap supaya yang sudah dilakukan selama ini bisa membantu mempersatukan umat manusia," katanya.
Gubernur Khofifah: Kapasitas SMA negeri hanya 35 persen
Sabtu, 22 Juni 2019 20:43 WIB