Surabaya (Antaranews Jatim) - Provinsi Jawa Timur pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,60 persen yang didorong adanya kenaikan harga sebagian besar komoditas, khususnya telur ayam ras.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Rabu mengatakan, dari tujuh kelompok pengeluaran yang dipantau, enam kelompok mengalami inflasi dan satu kelompok mengalami deflasi.
Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,91 persen, dengan rincian telur ayam ras, tarif angkutan udara, dan daging ayam ras.
Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,10 persen, dengan rincian jenis antara lain bawang putih, emas perhiasan dan salak.
Secara rinci, seluruh kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) rata-rata mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Probolinggo yang mencapai 0,72 persen, kemudian diikuti Malang dan Surabaya sebesar 0,65 persen, Banyuwangi sebesar 0,55 persen, Sumenep sebesar 0,51 persen, Jember sebesar 0,49 persen, Kediri sebesar 0,29 persen, dan Madiun sebesar 0,25 persen.
"IHK pada Desember terpantau 133,81 poin, sedangkan November 2018 sebesar 133,01 poin," katanya.
Teguh mengatakan, inflasi di Bulan Desember merupakan tren musiman, hal itu juga terjadi dalam kurun sepuluh tahun terakhir (2009- 2018).
"Kalau melihat trennya, hal ini biasanya dipicu naiknya beberapa harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru. Selain itu, periode libur sekolah yang juga turut mendorong terjadinya inflasi, khususnya pada subkelompok transportasi," katanya. (*)