Malang, 30/12 (Antara) - Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Syarif Husen, mengembangkan benih kentang dalam teknologi kultur in vitro dalam bentuk planlet guna menghasilkan bibit kentang yang berbentuk umbi generasi nol (G0) dan bebas mikroorganisme.
Syarif menjelaskan teknik planlet ini diawali dengan dengan isolasi jaringan meristem sebagai bahan tanam yang bernama latin Solanum tuberosum L itu. Selanjutnya, diperbanyak dengan cara subkultur dalam kondisi aseptic (kondisi bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit).
"Jika pertumbuhan sempurna, akan menjadi tanaman lengkap yang disebut planlet. Planlet ini bisa dijual ke petani penangkar benih sebagai bahan tanam untuk menghasilkan umbi G0 yang harus ditanam di screen house," tutur Syarif di Malang, Jawa Timur, Minggu.
Planlet yang siap dipasarkan ini, lanjut Syarif, telah mendapatkan delegasi legalitas dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang untuk varietas Granola Lembang, sehingga dinyatakan bebas virus dan tergolong produk berkualitas.
Selain menghasilkan planlet hasil kultur in vitro, Syarif dan timnya juga mengembangkan umbi G0 dengan teknik Aeroponik, yakni budi daya tanpa menggunakan tanah sehingga sangat efisien. "Teknologi ini sebagai suatu bentuk hilirasi dan komersialisai hasil riset yang mendapatkan dana dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, dalam bentuk program pengabdian kepada masyarakat," papar Syarif.
Syarif mengatakan teknologi ini didaftarkan Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK). Dengan menyelenggarakan PPUPIK, perguruan tinggi berpeluang memperoleh pendapatan dan membantu menciptakan wirausaha baru.
Untuk memperluas pemasarannya, program ini bermitra dengan kalangan petani penangkar benih di Jawa Timur. Syarif berharap produk benih kentang ini dapat membantu masalah pengadaan benih kentang berkualitas dalam skala nasional.
Ia mengaku ide dan penelitian untuk menemukan bibit kentang berkualitas dan bebas virus tersebut dilatarbelakangi masih minimnya produksi bibit kentang di Tanah Air. Padahal, sebagai negara agraris, sudah sepatutnya Indonesia dapat mandiri dalam memroduksi bahan-bahan pangan pokok, termasuk kentang.
Berdasarkan data dari laman resmi Kementerian Pertanian RI, tanaman hortikultura ini sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata produksi kentang mencapai 1.213.828,6 ton per tahun.
Ironisnya, dari banyaknya produksi dan permintaan kentang, ketersediaan beibit atau bahan tanam kentang baru bisa disediakan secara mandiri oleh Indonesia sekitar 15 persen dari kebutuhan. Selain kuantitas, problem lain yang dihadapai adalah pasokan bibit berkualitas.
"Berangkat dari kondisi inilah kami terus berupaya melakukan penelitian untuk mencari solusi yang tepat, efesien dan tidak membutuhkan biaya tinggi," ucapnya.(*)
Bibit Kentang Planlet Temuan Dosen UMM Bebas Mikroorganisme
Minggu, 30 Desember 2018 9:59 WIB
ide dan penelitian untuk menemukan bibit kentang berkualitas dan bebas virus tersebut dilatarbelakangi masih minimnya produksi bibit kentang di Tanah Air. Padahal, sebagai negara agraris, sudah sepatutnya Indonesia dapat mandiri dalam memroduksi bahan-bahan pangan pokok, termasuk kentang.