Kediri (Antaranews Jatim) - Kementerian Perindustrian mendorong para santri di pondok pesantren agar menjadi wirausaha dengan memberikan pelatihan serta bantuan alat kepada pondok pesantren sebagai bekal mereka untuk belajar.
"Selain beribadah, supaya setelah lulus juga mempunyai bekal untuk bergabung di masyarakat dengan melakukan kegiatan ekonomi dan ini penting dalam kehidupan sehari-hari," kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih saat menghadiri acara program penumbuhan wirausaha baru di lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Senin.Ia mengatakan, dalam program wirausaha ditargetkan hingga 2020 terdapat 20.000 santri menjadi wirausaha baru. Program ini diharapkan bisa menjadi upaya agar masyarakat semakin berdaya dan siap menghadapi berbagai kemajuan zaman.
Dari data yang dilansir forum ekonomi dunia, posisi Indonesia juga semakin menunjukkan kenaikan dari semula 41 kini 36. Peningkatan ini juga tidak lepas dari partisipasi masyarakat serta berbagai upaya pemerintah mendorong usahawan baru, salah satunya dari para santri.
Ia menyebut, para santri juga harus diberi keterampilan, karena mereka termasuk orang yang patuh, taat dan mau belajar. Terlebih lagi dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, sehingga setiap orang termasuk para santri harus mengubah pola pikir yang sebelumnya konvensional bisa mengadaptasi teknologi digital.
"Kita tidak meninggalkan revolusi industri 1, revolusi industri 2, revolusi industri 3, jadi tidak usah takut yang keempat. Telepon pintar sudah merupakan revolusi industri keempat," kata dia.
Kemenperin juga memberikan pelatihan pada para santri. Untuk pondok pesantren diberikan peralatan sehingga bisa memberdayakan para santri.
Di Ponpes Lirboyo Kediri, peralatan yang diberikan adalah mesin daur ulang sampah, mesin untuk membuat air minum kemasan hingga peralatan membuat roti.
Selain bisa menjual secara langsung, para santri juga diharapkan bisa memasarkan produk lewat sistem dalam jaringan (online). Dengan begitu, produk yang dihasilkan bisa dikirim ke berbagai daerah, sehingga pondok pesantren juga bisa lebih berdaya.
Gati menambahkan hingga kini sudah terdapat 13 pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendapatkan program dan fasilitas dari Kementerian Perindustrian.
Rencananya pada 2019, Kemenperin juga membuat program lagi, sehingga target melahirkan 20.000 santri menjadi wirausaha bisa terealisasi.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Machrussyiyah Lirboyo Kediri KH Reza Ahmad Zahid mengatakan, ponpes memang berupaya menggiatkan pemberdayaan ekonomi pesantren dengan berbagai macam keterampilan. Pondok sangat terbantu dengan berbagai program yang telah dibuat selama ini.
"Kami sadar pondok adalah salah satu dari lembaga pendidikan yang sangat berpotensi untuk menggerakkan roda pemberdayaan ekonomi di Indonesia. Komunitas santri ketika di pondok mendapatkan berbagai ilmu, mulai ilmu alat, nahwu, shorof, hingga meningkatkan keterampilan, belajar bisnis," kata dia.
Dalam acara itu, rombongan Kemenperin juga sempat melihat prosesi pembuatan roti yang ada di salah satu ruangan di dalam area pondok. Roti itu dibuat para santri dan dijual seharga Rp2.000 per biji. (*)