Situbondo (Antaranews Jatim) - Ancaman keamanan paling besar di Indonesia yang mendominasi yaitu radikalisme dan terorisme dan oleh karena itu TNI AD terus melakukan latihan taktik dan teknis menangani dan mengatasinya.
"Ancaman keamanan paling besar di Indonesia dan Singapura? Kita semua tahu bahwa ancaman keamanan paling dominan itu adalah bagaimana meredam radikalisme dan terorisme," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Tatang Sulaiman usai membuka Latihan Bersama TNI AD dan Angkatan Darat Singapura (Singapores Armed Force) di Lapangan Dodiklatpur Rindam V/Brawijaya Desa Kedunglo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Senin.
Ia mengemukakan, untuk mengatasi dan menangani serta meredam radikalisme dan terorisme yang mengancam keamanan NKRI, salah satunya TNI AD dan Angkatan Darat Singapura terus melakukan latihan bersama baik taktik dan teknis.
Menurut Letjen TNI Tatang, latihan bersama antara TNI AD dan Angkatan Darat Singapura (Latma Safkar Indopura ke-30) juga menjadi sarana memelihara dan mempererat hubungan kedua negara (Indonesia-Singapura).
TNI AD dan Angkatan Udara Singapura, katanya, menyadari bahwa membangun sebuah kepercayaan yang kokoh sangatlah penting dalam menjalin hubungan bilateral yang kuat dan harmonis antar kedua negara guna menyikapi berbagai macam tantangan dan potensi konflik yang bisa timbul di masa yang akan datang khususnya di Asia Pasifik.
"Melalui latihan bersama ini, kami berharap personel kedua Angkatan Darat dapat saling berinteraksi, berbagi ilmu, dan ide untuk menyelesaikan persoalan yang ada," ujarnya.
Wakasad Tatang menambahkan, Indonesia saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk arah perkembangan dunia di masa depan, dan diharapkan juga latihan bersama ini prajurit dapat memanfaatkan latihan bersama dengan sebaik-baiknya guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas serta profesionalisme kemampuan militer masing-masing.
Data diperoleh, Latma Safkar Indopura ke-30 digelar selama delapan hari dimulai pada 12 hingga 19 November 2018, dengan melibatkan 290 personil yang dikomandoi Brigadir Infanteri (Danbrigif) 16/Wira Yudha, Kolonel Inf Slamet Riadi dan 170 personel Batalyon 3 Singapores Armed Force.
Dalam latihan ini ditampilkan berbagai macam persenjataan dan peralatan militer di antaranya pistol G2, beberapa varian senapan serbu SS 2 Pindad, canon, SM 5, SM 2, SO Minimi, GLM yang kesemuanya buatan PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad).
TNI AD juga mengerahkan Alutsista buatan dalam negeri yaitu Ranpur Anoa APC (armoured personnel carrier) dan 1 jenis Anoa Komando, sistem kendali berada di dalam Ranpur dan terdiri dari layar dan joystick.
Selain itu, TNI AD juga menampilkan Ranpur Recovery yang merupakan varian Panser Anoa Pindad yang diproduksi oleh Divisi Kendaraan Khusus dan Ranpur Main Battle Tank (MBT) Leopard buatan Jerman yang memiliki berat 63 ton, panjang 9,97 meter, lebar 3,75 meter, dan tinggi 3 meter.
Dalam pantauan, pembukaan Latma Safkar Indopura ke-30 Tahun 2018 ini Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman menyerahkan simbolis obor dan bendera Latma Indopura kepada Comander 3rd Singapura Infantery Brigade, Colonel Goh Pei Ming Chung. (*)
Video Oleh Novi Husdinariyanto
Ancaman Keamanan Radikalisme dan Terorisme Mendominasi (Video)
Senin, 12 November 2018 14:38 WIB