Malang (Antaranews Jatim) - Penanganan yang dilakukan aparat keamanan dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terhadap aksi demonstrasi atau unjuk rasa yang sering terjadi di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, menjadi rujukan nasional.
"Untuk kegiatan aksi, karena tidak terkait dengan Kota Malang yang sudah kondusif, lebih-lebih permasalahannya telah diproses aparat keamanan, tidak bijak ditarik-tarik ke daerah lain, makanya warga Malang menolak dan mempersilakan aksi dibubarkan," kata Sutiaji menanggapi apresiasi dari pemerintah pusat dan Forkopimda Jatim tersebut, Selasa.
Model penanganan yang mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat dan Forkopimda Jatim itu ketika Forkopimda Kota Malang menghadapi ratusan massa yang berkumpul, jajaran pejabat turun langsung melakukan koordinasi dan meredam kegiatan tanpa izin itu.
Wali Kota Malang Sutiaji datang ke lokasi dengan didampingi Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Danrem 083/Baladhikaa Jaya Kol Inf Bagus Suryadi Tayo, Dandim 0833 Malang Letkol Inf Nurul Yakin, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri.
Warga Malang yang dikenal sebagai Arek Malang (Arema) juga cinta damai dan kompak. Terbukti, kesigapan Forkopimda Kota Malang dan kekompakan warga kota dingin ini menuai apresiasi, termasuk saat muncul gejolak-gejolak sosial politik yang merembet ke daerah.
Contohnya, saat warga Kota Malang bersama Forkopimda Kota Malang berhasil mengatasi aksi "bela tauhid" pada tanggal 28 Oktober lalu. Apresiasi positif diberikan pemerintah pusat dan jajaran Forkopimda Provinsi Jawa Timur.
"Pola penanganan unjuk rasa yang berlangsung di Malang dapat dijadikan model. Itu tidak lepas dari kekompakan elemen yang ada di daerah. Semuanya sepakat untuk meredam dan menyadari aksi massa berlebih sesungguhnya kontraproduktif," ujar PangdamV/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman saat kegiatan rapat koordinasi keamanan dan ketertiban tingkat Jawa Timur, Selasa (6/11), di Surabaya.
Sebelumnya, sempat ada rencana penggalangan massa dari berbagai penjuru Tanah Air untuk berhimpun di Kota Malang. Massa rencananya bergerak secara bersamaan dari titik himpun di Masjid Agung Jami Kota Malang menuju Balai Kota.
Mereka mengusung isu "bela tauhid" sebagai respons atas peristiwa pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, Jawa Barat, pada perayaan Hari Santri. Namun, pada akhirnya aksi itu dapat digagalkan.
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menambahkan tradisi dan kegiatan cangkrukan antara Forpimda dengan tokoh masyarakat pada tiap-tiap daerah hingga lingkungan akan terus digalakkan.
"Tradisi ini harus terus dijaga keberlanjutannya guna menjaga lingkungan agar tetap kondusif," ucapnya.(*)
Penanganan Unjuk Rasa Forkopimda Kota Malang menjadi Rujukan Nasional
Selasa, 6 November 2018 19:17 WIB