Surabaya (Antaranews Jatim) - Masjid Cheng Ho di Surabaya, Jawa Timur, merayakan kebhinekaan di ulang tahunnya yang ke- 16 dengan mengundang berbagai lapisan masyarakat dari lintas agama.
"Bisa dilihat dari segenap undangan yang hadir malam ini, tidak semuanya yang perempuan mengenakan kerudung atau jilbab. Karena siapapun dan berasal dari etnis apapun diterima di Masjid Cheng Ho ini," ujar Ketua Pelaksana Harian Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Liemfuk Shan saat dikonfirmasi di sela perayaan hari ulang tahun ke- 16 Masjid Cheng Ho di Surabaya, Sabtu malam.
Arsitektur Masjid Cheng Ho Surabaya, lanjut dia, sengaja tidak diberi pintu di berbagai sisinya agar siapapun bisa masuk ke dalam.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Islam Tionghhoa Indonesia (PITI) Jawa Timur Haryanto Satriyo menandaskan, Masjid Cheng Ho yang dibangun di Surabaya tahun 2002 merupakan cikal bakal beridirnya Masjid Cheng Ho di berbagai kota lainnya di wilayah Indonesia.
"Sampai sekarang sudah berdiri 16 Masjid Cheng Ho di berbagai daerah se- Indonesia," katanya dalam acara yang juga dihadiri Puti Guntur Soekarno, cucu Bung Karno itu.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho HM Jos Soetomo menimpali, Masjid Cheng Ho yang kini sudah banyak berdiri di berbagai wilayah Indonesia membuktikan bahwa Laksamana Cheng Ho, yang dikenal sebagai seorang pelaut dan penjelajah asal Tiongkok yang tersohor di abad ke- 14 itu, telah melekat di hati masyarakat Indonesia.
"Kita tidak bisa lahir dengan menentukan berasal dari etnis mana. Seperti saya, misalnya, tidak pernah menginginkan terlahir dari etnis Tionghoa. Nyatanya saya adalah Indonesia. Kita bangsa Indonesia, Allahu Akbar," ucapnya.
Perayaan hari ulang tahun ke- 16 Masjid Cheng Ho Surabaya turut mengundang seluruh konsulat jenderal (konjen) atau perwakiran dari negara-negara sahabat yang ada di Surabaya.
Konjen China di Surabaya Gu Jingqi mengenang Laksamana Cheng Ho yang 611 tahun silam berlayar ke arah barat hingga sampai ke Indonesia membawa misi sebagai duta besar persahabatan.
"Laksamana Cheng Ho ketika itu berlayar tidak membawa tombak maupun meriam. Beliau membawa sutera dan persahabatan melalui pertukaran kebudayaan dan menyebarkan ilmu pengetahuan," ucapnya.
Dia lebih lanjut mengapresiasi Masjid Cheng Ho Surabaya yang telah berdiri selama 16 tahun dirasa berkembang dengan pesat dan memberi pengaruh yang semakin luas terhadap masyarakat Indonesia.
"Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho sebagai pengelola Masjid Cheng Ho telah banyak menyumbang tak hanya bagi masyarakat etnis Tionghoa tapi kepada semua etnis. Keberadaan Masjid Cheng Ho telah memberi keharmonian bagi masyarakat Indonesia," katanya. (*)